Seringkali, kita menganggap waktu sebagai sesuatu yang tak terbatas. Padahal, setiap detik yang berlalu tidak bisa kembali. Sayangnya, banyak di antara kita yang belum bisa menghargai waktu yang dimiliki.
Pentingkanya kita menghargai waktu, karena waktu tidak kembali, karena talk time kita juga memiliki batasan yang tidak kita ketahui.
Menurut Willy Susilo dalam bukunya membangun karakter unggul, tentang pengelolaan waktu: "Ada dua jenis manusia ditinjau dari caranya menggunakan waktu, yaitu orang bodoh atau orang bijaksana. Orang bijaksana menggunakan dan memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan hal-hal yang benar, pada saat yang tepat, dan dengan cara yang benar. Orang bodoh akan membiarkan waktunya habis untuk hal-hal yang sia-sia."
Dari pernyataan tersebut mengingatkan kita bahwa waktu adalah sumber daya paling berharga yang dimiliki setiap manusia, namun sering kali terabaikan.
Semua orang memiliki jumlah waktu yang sama dalam sehari---24 jam---tanpa kecuali. Yang membedakan satu orang dengan yang lain bukanlah jumlah waktu, melainkan bagaimana mengelola waktu itu untuk digunakan.
Cara seseorang menghabiskan waktunya mencerminkan karakter dan kebijaksanaan yang dimiliki.
Kebebasan untuk menggunakan waktu sering disalahartikan sebagai kebebasan tanpa tanggung jawab, padahal setiap keputusan mengenai penggunaan waktu membawa konsekuensi tersendiri.
Orang bijaksana akan memanfaatkan waktu dengan bijak. Mereka tahu kapan harus bekerja, kapan beristirahat, dan bagaimana membagi waktu untuk hal-hal yang bermanfaat.
Mereka paham bahwa waktu tidak bisa dikembalikan, dan setiap detik yang berlalu tidak dapat diulang.
Oleh karena itu, mereka menggunakan waktu untuk mencapai tujuan, memperbaiki diri, dan memberikan dampak positif bagi orang lain.