Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik yang Takkan Kembali

3 September 2024   14:13 Diperbarui: 3 September 2024   14:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi waktu yang tidak kembali (sumber gambar: dokpri/Image by 8photo on Freepik)

Waktu adalah jam Tuhan yang berdetak di nadi
setiap detik adalah mutiara yang tak ternilai
Dalam genggaman kita, waktu berlalu sekejap
namun di dalam hati, gema maknanya tetap terdengar

Setiap detik adalah cangkir penuh kehidupan
isinya yang tidak kita ketahui kapan akan habis
Setiap percakapan, seteguk air kehidupan
namun gelas itu akan kosong, tak lama kemudian

Hari adalah kanvas yang diwarnai oleh waktu,
kita adalah pelukis dengan kuas yang tak bisa mundur
Namun, catnya tak pernah kembali ke palet
kita hanya bisa melukis dengan apa yang tersisa

Ketika jam Tuhan berhenti, tinta habis, kuas pun berakhir
kanvas kosong menatap kita dalam hening
mengingatkan bahwa setiap warna adalah anugerah
setiap detik adalah nada dalam simfoni yang fana


Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun