Dalam perbincangan sehari-hari, tak jarang kita mendengar teman bergumam, "Enak ya kalau jadi dia, jadi big boss."
Sering kali, penulis langsung menimpali, "Itu menurut pandanganmu, coba kita jalani, belum tentu seindah yang dibayangkan."
Sikap membandingkan diri dengan orang lain memang kerap muncul secara alamiah. Namun, kebiasaan ini justru dapat mengganggu kebahagiaan dan ketenangan hati kita.
Ketika kita terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, dampak negatifnya bisa terasa dalam berbagai aspek kehidupan.
Pertama, membandingkan diri dengan orang lain dapat menurunkan rasa percaya diri. Kita mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak mampu mencapai hal-hal yang orang lain miliki.
Hal ini dapat memicu perasaan iri hati, rendah diri, dan ketidakpuasan yang berlarut-larut. Dalam jangka panjang, perasaan ini bisa mempengaruhi kesehatan mental kita, menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi.
Selain itu, kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain dapat mengaburkan pandangan kita terhadap apa yang benar-benar penting dalam hidup.
Kita mungkin mulai mengejar hal-hal yang sebetulnya bukan prioritas kita, hanya karena orang lain memilikinya.
Fokus kita berpindah dari apa yang kita butuhkan dan inginkan, menjadi apa yang orang lain miliki dan kita merasa harus juga memilikinya. Akibatnya, kita kehilangan arah dan tujuan yang sebenarnya.
Lebih dari itu, membandingkan diri dengan orang lain juga bisa merusak hubungan sosial kita. Perasaan iri dan tidak puas dapat memicu konflik, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.