Ketika ada seorang teman bertanya bagaimana cara memulai menulis, jawaban yang sederhana dari penulis katakan adalah: niat.
Niat adalah fondasi utama yang menggerakkan langkah-langkah berikutnya. Tanpa niat, seberapa pun hebatnya bakat atau keahlian yang dimiliki, proses menulis tidak akan pernah dimulai.
Niat adalah dorongan yang membuat seseorang berani mengambil pena dan mulai menuliskan pikirannya.
Menulis adalah sebuah aktivitas yang melibatkan perpaduan antara pikiran dan perasaan, dituangkan dalam bentuk kata-kata yang tertulis.
Proses menulis tidak hanya tentang keahlian mengolah kata, tetapi juga tentang kemampuan untuk menyampaikan ide, emosi, dan pesan kepada pembaca.
Bagi sebagian orang, menulis mungkin terlihat sebagai sesuatu yang membutuhkan bakat khusus, tetapi pada kenyataannya, bakat hanyalah sebagian kecil dari apa yang diperlukan untuk menjadi penulis yang unggul.
Ada tiga hal, selain daripada niat, dalam membangun karakter seorang penulis menurut penulis pribadi: kemauan, ketekunan, dan kesabaran.
Pertama, kemauan adalah fondasi awal dari semua karya tulis. Tanpa kemauan yang kuat, seseorang tidak akan memiliki dorongan untuk memulai atau melanjutkan proses menulis.
Kemauan ini bisa datang dari berbagai sumber, seperti keinginan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, atau bahkan sekadar melampiaskan perasaan.
Menulis bisa menjadi sarana untuk mengatasi kegelisahan, atau sebagai bentuk ekspresi diri. Kemauan yang kuat akan menjadi pendorong utama yang menjaga penulis tetap berada di jalurnya, bahkan ketika tantangan muncul.