Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan Aku, Kawan

22 Agustus 2024   21:37 Diperbarui: 22 Agustus 2024   22:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedang di kuburan temannya (sumber gambar: dokpri/Photo by Brett Sayles, pexels.com)

Kau pergi tanpa pamit, seolah aku tak layak tahu
Aku terkurung dalam sakit, kau dalam keabadian, lucu bukan?
Tak bisa menjengukmu, bahkan tak bisa menangis di hadapan jasadmu
Apa arti semua ini? Hanya kenangan yang tersisa, begitu?
Mungkin kita hanya bercanda tentang kehidupan
Selamat tinggal, atau selamat tertawa dalam kesunyian kawan

Kini, hanya dinginnya malam yang menemani
Sunyi tak lagi asing, tak ada kabar yang kutunggu
Semuanya terasa hampa, meski dunia terus berputar
Mereka bilang kau di tempat yang penuh damai
Di hadapan Tuhan, di mana sukacita abadi menanti
Tapi aku bertanya, apa aku bisa merasakan damai yang sama?

Kita sering tertawa, memandang kematian sebagai teka-teki
Sekarang kau sudah melihat wajah-Nya, menerima kasih-Nya
Aku di sini, berdoa agar Tuhan juga menguatkanku
Mungkin ini rencana-Nya, lelucon yang tak kumengerti
Namun aku berharap, suatu hari nanti, kita bertemu lagi
Dalam kebahagiaan sejati yang tak lagi terpisah oleh waktu

Sekadau, 22 Agustus 2024

Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun