Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rahasia Hati "Pujangga IIB" SMA Don Bosco Sanggau Angkatan 2001

20 Agustus 2024   21:02 Diperbarui: 20 Agustus 2024   21:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memandang MADING sekolah (sumber gambar: dokpri/jogja.tribunnews.com)

Ketika menulis tentang MADING di SMA Don Bosco Sanggau, seorang teman menyarankan untuk mengangkat suatu cerita pendek tentang perjuangan seorang "Pujangga IIB" yang berusaha mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata yang terpajang di papan MADING sekolah.

Pada masa itu, suasana sangat khas, terutama di kelas IIB angkatan 1998-2001 yang menempuh pendidikan di SMA Don Bosco Sanggau.

Di ruangan kelas IIB, di SMA Don Bosco Sanggau, ada seorang pemuda duduk diam dengan tatapan serius mengarah ke secarik kertas kosong di depannya.

"Si Pujangga IIB" bakatnya yang luar biasa dalam merangkai kata-kata. Guratan penanya bukan sekadar untuk puisi atau cerita biasa.

Ia hendak mengungkapkan rasa kagum yang selama ini tersimpan dalam hatinya kepada seorang teman wanita yang selalu menjadi inspirasinya, si bunga kelas, pujaan hatinya.

Si pujaan hati adalah seorang gadis yang ceria, dengan senyum yang selalu membuat hari-hari "Si Pujangga IIB" terasa lebih hangat.

Dalam diamnya, "Si Pujangga IIB" sering kali mengamati Si pujaan hati dari jauh, memperhatikan setiap gerak dan tawa yang memancar seperti sinar matahari di pagi hari.

Namun, "Si Pujangga IIB" bukanlah tipe pemuda yang mudah mengungkapkan perasaannya secara langsung. Ia lebih memilih menyampaikan melalui tulisan, medium yang selalu menjadi tempatnya berlindung dari kegugupan.

Dengan degup jantung yang tak menentu, "Si Pujangga IIB" menuliskan puisi khusus untuk si pujaan hati dalam mengungkapkan perasaannya. Setiap kata yang ia tulis, ia pikirkan dengan hati-hati.

Ia ingin memastikan setiap guratan penanya mewakili perasaan yang ia rasakan, rasa kagum yang tulus, tanpa embel-embel romantis yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun