Datanglah, mari berdebat, seru-Nya yang Mahatinggi
Dengan dosa setebal malam, hitam pekat menggantung
Kau hadir membawa cawan darah, hati yang beku
Namun, dengan angkuh kau berkata, "Lihatlah, aku bersih,"
Apa yang kau cari dalam kegelapan kebodohanmu?
Batu-batu dosa kau kumpulkan, haruskah mereka bersuara?
Mereka tetap membisu, takkan pernah mengerti
Namun kau terus saja memahat kebohongan dengan tangan angkuh
Menganggap dirimu suci, meski darah mengalir di tanganmu
Namun suara-Nya, tajam, menembus malam, menghancurkan tipu daya
Datanglah, mari berdebat, lihatlah kau yang keras kepala
Apa arti putih bagimu, jika jiwamu kelam tak tertebus?
Kau menyerahkan dirimu pada bayang-bayang angan kosong
Namun di hadapan-Nya, siapa berani mengangkat wajah
Saat dosa terpampang jelas, seperti bayangan tak terhindarkan?
Mari, mari berdebat, jika kau masih percaya pada kebohonganmu
Namun ingatlah, keadilan-Nya takkan pernah pudar
Saat penghakiman tiba, di bawah sinar terang keabadian
Kau takkan mampu bersembunyi dari kebenaran yang membara
Kebenaran-Nya akan menghakimi, tanpa belas, tanpa ragu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H