Pagi ini penulis mendengarkan sebuah cerita yang menggugah perasaan penulis, tentang orang tua (suami istri) rela mennggalkan anaknya yang bayi, hanya sekedar untuk menyaksikan hiburan (gawai dayak).
Bukan sekedar semenit atau dua menit, namun berjam-jam di tengah malam. Mereka memilih untuk meninggalkan rumah, merelakan bayi mereka sendirian dalam lelap malam.
Mendengar cerita ini, berbagai perasaan berkecamuk di dalam hati penulis. Ada rasa prihatin, marah, dan juga heran.
Prihatin karena, kok ada orang tua yang tega memilih kesenangan sesaat daripada tanggung jawab utama mereka. Marah karena keputusan tersebut bisa berakibat fatal bagi sang bayi.
Dan heran, mengapa ada yang rela melakukan hal tersebut tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi.
Dalam kehidupan modern ini, hiburan memang sering kali menjadi pelarian dari kepenatan sehari-hari. Namun, sebagai orang tua, tanggung jawab terhadap anak adalah prioritas yang tidak boleh diabaikan.
Bayi yang masih rentan membutuhkan perhatian dan pengawasan penuh. Meninggalkannya dalam waktu lama, apalagi di malam hari, bisa berpotensi membahayakan kesehatannya. Dan yang bercerita mengatakan: "bersyukur anak tersebut tidak diculik."
Selama ditinggalkan, bayi tersebut tidak terbangun dari tidurnya. Tapi apakah ini alasan yang bisa membenarkan tindakan orang tuanya? Tidak sesimpel itu, Ferguso.
Bagaimana jika sebaliknya terjadi? Bagaimana jika bayi tersebut terbangun dan mengalami ketakutan atau bahkan mengalami kecelakaan?
Kisah ini seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua, khususnya para orang tua. Hiburan dan kesenangan memang penting, tapi jangan sampai mengesampingkan tanggung jawab dan keamanan anak.