Dinding-dinding rumah kita sedang membisu
Ada setitik rindu yang tak terucap,
Apakah cinta kita seperi lilin redup?
Yang tetap menyala dalam senyapnya malam
Dahulu, mata kita bisa berbicara tanpa kata
Saling mengerti tentang perasaan sesama
Kini hanya keheningan mengisi ruang
Cinta kita seakan terjebak dalam bayangan
Dulu, senyum kita bertaut menyapa tanpa ragu,
Hangatnya pelukan mengisi tiap waktu yang ada,
Namun kini dinginnya perasaan merayap pelan,
Seakan cinta yang kita bina kehilangan arah tujuan.
Mari, sayang, kita ingat kembali rasa itu,
Mengembalikan nyala dalam kalbu yang mulai pudar,
Saat canda, tawa dan cerita lama lebih sering terdengar,
dalam pelukan hangat yang menyelimuti malam.
Ambil tangan ini, genggam erat dalam tiap sentuhan,
Mari kita susuri lagi jalan kenangan yang berarti,
Mengusir perasaan sunyi yang menyelimuti,
Dengan canda dan kasih yang takkan pernah mati.
Mari kita memulai lagi melangkah bersama,
Menghargai setiap momen kecil yang memudar,
Karena cinta yang sejati hadir dalam hembusan nafas,
Ada kekuatan untuk kita memulai kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H