Di sudut jalan kecil, samping rumah kami berdiri,
Hasil kerja keras seorang wanita tangguh,
Istriku, sumber semangat, harapan dalam peluh.
Di dapur kecilnya, ia meracik bumbu dengan telaten dan cermat.
Aroma bumbu menyebar, memanggil siapa saja yang melintas,
Dengan cekatan ia meramu, memastikan selera menggugah.
Harapan kecil terus menyala di matanya, menanti pesanan pelanggan tiba.
Panas siang hari tak menyurutkan semangatnya,
Ia terus bekerja, dengan senyum hangat menyajikan rasa.
Pesanan datang, berharap puas pelanggan kenyang,
Setiap momen ia nikmati, setiap pesanan penuh arti.
terciptanya suasana hangat yang penuh kasih.
Inilah tempat harapan kami tumbuh, tempat doa bersemayam.
Di setiap hidangan, terselip harapan tulus,
Pesananmu adalah anugerah, rezeki yang tak ternilai.
Terima kasih telah menjadikan harapan kami nyata,
Warung kecil ini, tempat harapan dan bahagia bertemu.
Pesananmu harapanku, kebahagiaan yang selalu kami damba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H