Selasa, 23 April 2024. Pagi yang dingin, diselimuti oleh embun sedikit kabut. Terbangun dari tidur, duduk dan memanjatkan doa yang penuh syukur atas berkat Tuhan yang baru setiap harinya di pagi tersebut.
Langsung beranjak pergi ke kamar kecil menikmati dinginnya air yang segar membasahi sekujur tubuh, setelah itu bergegas memasak air digunakan untuk memandikan orang tua.
Pagi itu, bersiap-siap untuk beranjak mengunjungi negeri tetangga untuk memperjuangkan kesehatan orang tua yang mengalami stroke sebelah kiri.
Setelah selesai mandi dan beres-beres perlengkapan yang akan dibawa, dan menggunakan pakaian yang digunakan, serta semprot parfum, supaya harum badan saat berpergian.
Yang sakit juga disemprot dengan wewangian agar harum, ujar ayah sambil bercengkrama setelah di semprot wewangian: "Yang sakit juga perlu harum, bukan yang sehat jak. Heee."
Tidak lama kemudian muncul kendaraan yang sudah dijanjikan, dan siap membawa orang tua pergi melancong ke negeri seberang demi memulihkan kesehatan.
Besar harapan kami, ketika kendaraan tiba di depan rumah yang akan membawa kami ke Kuching, Malaysia, dengan menempuh perjalanan sepanjang 280 KM, 6 jam perjalanan.
Kesembuhan sang ayah atas penyakit yang diderita adalah harapan itu. Bukan tanpa sebab kami harus menempuh jarak ratusan kilometer ke negara tetangga untuk mencari kesembuhan.
Sebelum tiba di perbatasan Indonesia-Malaysia, kami menyempatkan diri untuk singgah di Balai Karangan salah satu kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Sanggau, untuk mengisi kampung tengah yang sudah keroncongan.
Setelah menikmati makan siang, dan istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju perbatasan Indonesia-Malaysia, Entikong. Dengan pelayanan prima, kami dilayani dengan baik oleh imigrasi di Indonesia dan yang di Malaysia.
Selanjutnya kami meuncur dengan kendaraan yang membawa kami menuju Kuching, Malaysia, tanpa rehat sejenak di tengah perjalanan.