Dua penerapan prinsip ekologi yang diterapkan pada desain ini, yaitu prinsip penghematan energi dan prinsip ramah lingkungan.
- Prinsip Hemat Energi
Pelibatan alam sebagai pola perencanaan eko-arsitektur yang holistis dapat dicapai salah satunya dengan menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbarui dan menghemat penggunaan energi (Frick & Suskiyatno, 1998). Penerapan prinsip hemat energi adalah memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dari alam terutama cahaya matahari dan angin yang dimanfaatkan dalam hal pencahayaan dan dimanfaatkan panasnya dan angin juga dimanfaatkan dalam hal penghawaan alami pada bangunan.
Penerapan prinsip penghematan energi ini dapat di lakukan dengan pembagian zoning bangunan untuk meminmalisir sirkulasi aktifitas kendaraan bermotor & manusia. Pembagian zoning ini juga digunakan untuk membagi area privasi, publik, & semi publik berdasarkan penggunanya.
Fungsi bangunan untuk merespon pencahayaan dan penghawaan alami dari kondisi iklim setempat juga dipengaruhi oleh orientasi massa bangunan. Massa bangunan berbentuk lingkaran agar supaya dapat menangkap pencahayaan dan penghawaan alami dari kondisi iklim setempat dengan baik dan sempurna, dan juga massa orientasi bangunan menghadap ke arah utara selatan agar mendapatkan cahaya pagi hari dengan maksimal ke dalam ruang bangunan. Untuk meminimalisir cahaya sore hari, maka bukaan dari arah barat diperkecil dengan memberikan secondary skin atau vegetasi guna untuk menghalangi cahaya sore hari yang berlebihan, begitu juga dengan penerimaan cahaya di siang hari.
Penghematan energi untuk penghawaan dapat dilakukan dengan memaksimalkan ventilasi alami yaitu dengan memberikan bukaan yang tidak berlebihan guna untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna. Strategi yang digunakan pada bentuk bangunan untuk merespon pengaruh angin adalah dengan mengarahkan orientasi bangunan di arah lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat, serta tegak lurus terhadap arah mata angin (Frick & Mulyani, 2006). Celah pada dinding batu bata roster akan menerima angin secara maksimal dan tidak berlebihan. Dan juga bukaan pada bagian antara dinding batu bata roster dan rangka kayu akan memberikan penghawaan alami yang sempurna dengan penerapan cross ventilation.
- Prinsip Ramah Lingkungan
Pengolahan prinsip ramah lingkungan pada lokasi Kawasan adalah dengan mengatur lahan parkir untuk orang tua siswa & pengelola agar tertata rapi dan terpusat sesuai kegiatan yang ada. Pemilihan material bangunan juga menerapkan material yang berbahan alami dan menghindari material yang berbahan beton dan lainnya yang dapat merusak kondisi lingkungan sekitar.
Pembangunan ekologis menuntut dengan memilih jenis material ekologis yang memperhatikan proses yang melestarikan lingkugan alam dan peredarannya (Frick & Suskiyatno, 1998).