Mohon tunggu...
Asyadillah Althaf
Asyadillah Althaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hi, I'm an Undergraduate student currently taking a bachelor's degree as a 4th year student in International Relations with a GPA of 3.46. a dedicated and highly passionate person with analytical thinking. I can get along with anyone, so it makes it easy to work with anyone and work in a team. able to work under pressure, Right now I’m interested in Human Resources, the creative industry, and Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerja Sama Indonesia-Tiongkok dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

1 Desember 2023   04:20 Diperbarui: 1 Desember 2023   05:48 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan dampak yang signifikan di seluruh dunia. Seluruh negara juga turut menjaga kesehatan di negaranya dengan melakukan proteksi dengan tujuan mencegah dan mengurangi angka penyebaran virus tersebut, termasuk di Indonesia. Permasalahan yang muncul sangat beragam, mulai dari permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran akibat lockdown, PHK, bangkrutnya perusahaan, mengecilnya/berkurangnya lapangan pekerjaan, dll, kemudian meningkatnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah negara. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2020 mengalami penurunan. Pada kuartal 1 (Januari-Maret) pertumbuhan ekonomi masih tubuh sebesar 2,97 persen, namun pada kuartal kedua dimana penerapan PSBB gencar dilaksanakan, pertumbuhan ekonomi menurun sebesar 5,32 persen. Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin mengatakan bahwa akibat virus Covid-19, kegiatan produksi, konsumsi masyarakat, dan investasi makin menurun. Penurunan pertumbuhan ekonomi seiringan dengan sektor ketenagakerjaan. Tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) marak dilakukan dalam era pandemi. Hal ini mengakibatkan peningkatan angka pengangguran dari 2,56 juta orang menjadi 9,77 juta orang, bahkan angka pekerja formal turun namun pekerja informal meningkat. Berdasarkan Kementerian Ketenagakerjaan hingga 7 April 2020, dampak Covid-19 mengakibatkan 39.977 perusahaan formal melakukan tindakan PHK terdapat pekerjanya. Selama Covid-19 menyebar, jumlah penganggur menjadi 9,7 juta dan tingkat pengangguran terbuka mencapai 7,07 persen.

Indonesia sebagai negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara selalu berusaha mendapatkan vaksin untuk mencegah terjadinya penyebaran virus tersebut. Dalam upaya memperoleh vaksin, Indonesia bekerja sama dengan Tiongkok yang merupakan mitra dagang Indonesia lebih dari satu dekade. Pada Agustus 2021, perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Tiongkok dilaporkan mencapai 54,5 miliar dolar AS pada tahun 2021, kemudian meningkat 50,3% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Pada awal Juni 2021, Indonesia mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Yunnan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, sebagai bentuk kerjasama dari kedua belah pihak. Pertemuan yang disambut hangat oleh kedua pihak pemerintah tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai bentuk kerjasama, diantaranya yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat untuk produksi vaksin COVID-19 di regional, membangun pabrik bahan baku farmasi, serta memperkuat penelitian dan pengembangan obat-obatan. Pembangunan fasilitas ini selain menguntungkan dalam bidang ekonomi, dapat menaikkan eksistensi dan pengaruh Indonesia di kawasan Internasional.

Kedua negara tersebut kemudian menegaskan bahwa keinginan mereka untuk bekerja sama dan mendukung ekonomi dan kepentingan masing-masing, yang kemudian hal ini sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional yang digagas oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengembalikan kondisi perekonomian Indonesia. Dengan adanya hubungan diplomatik atau kerjasama yang sudah kedua negara tersebut lakukan, diharapkan Indonesia-Tiongkok dapat melakukan kerjasama di bidang lain dan sudah dibuktikan dengan perdagangan luar negeri antara kedua negara. Pameran online seperti China Import and Export Fair telah menciptakan peluang kerjasama baru bagi perusahaan dari kedua belah pihak. Perusahaan Tiongkok di Indonesia secara aktif menyesuaikan diri dengan perubahan pasar, menyediakan layanan online dan layanan door-to-door kepada pelanggan. Dari Januari hingga April, volume perdagangan antara kedua negara mencapai $24,1 miliar, namun sedikit penurunan tahun ke-tahun sebesar 0,5%. Pada kuartal pertama, investasi asing langsung Tiongkok di Indonesia mencapai $1,3 miliar, meningkat 12%, menjadikannya sumber investasi asing terbesar kedua di Indonesia. Perkembangan ini bahkan lebih berharga dengan latar belakang pandemi global.

Artikel ini dibuat sebagai syarat Tugas Mata Kuliah HIK Asia Timur

Nama Mahasiswa :Asyadillah Adrian Althaf
Nomor Mahasiswa:203507516031
Dosen : Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LL.M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun