Penyakit zoonosis menjadi salah satu tantangan yang berat dalam hal kesehatan global, termasuk Indonesia. Dalam riset Sehat Negeriku menyatakan bahwa ada sebesar 60% penyakit yang menginfeksi manusia berasal dari binatang. Hal tersebut mengacu pada konsep zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan hewan ke manusia.
Apakah kalian tahu apa itu penyakit zoonosis? Untuk kalian yang belum tahu apa sih penyakit zoonosis itu. Jadi penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit zoonosis ini dapat mencangkup berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Sebagai contoh, penyakit zoonosis yang sering ditemukan yaitu rabies, flu burung, antraks, leptospirosis, dan lainya.
Alasan penyebab terjadinya penyakit zoonosis ini adalah karena hewan merupakan keanekaragaman hayati yang dapat membawa banyak mikroorganisme yang jika berpindah ke tubuh manusia mikroorganisme tersebut dapat berubah menjadi patogen. Lalu banyaknya interaksi atau kontak langsung antara manusia dan hewan seperti urbanisasi atau perdagangan satwa liar, juga dapat meningkatkan peluang terjadinya penyakit zoonosis. Selain itu, adaptasi mikroba yaitu patogen dapat bermutasi dengan cepat sehingga bisa menginfeksi inang baru.
Di Indonesia, penyakit ini menjadi isu kesehatan yang signifikan karena adanya interaksi antara hewan dan manusia yang tinggi. Maka dari itu diperlukan peran strategi dokter hewan untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran penyakit zoonosis ini.
Strategi dokter hewan untuk pencegahan penyakit yang tepat salah satunya yaitu dengan memberikan vaksin kepada hewan, seperti vaksin rabies pada anjing atau kucing. Selain itu memberikan edukasi terutama pada pemilik hewan tentang bagaimana cara merawat dan mencegah penyebaran penyakit serta edukasi terhadap masyarakat tentang bahayanya penyakit zoonosis. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, sehingga penyebaran dapat terminimalisir. Dokter hewan juga bisa bekerja sama dengan pihak terkait, seperti dinas kesehatan dan peternakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit.
Namun, meskipun strategi tersebut terlihat mudah untuk dilakukan tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi dokter hewan, seperti masyarakat yang kurang kesadaran masih banyak yang belum memahami betul tentang menjaga kesehatan hewan peliharaan atau ternak, Minimnya fasilitas untuk hewan terlebih lagi fasilitas di daerah pedesaan. perdagangan hewan tanpa pengawasan, serta keterbatasan jumlah tenaga professional.
Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan "One Health" yang melibatkan dokter hewan, tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat. Pendekatan ini dilakukan untuk mengoptimalkan kesehatan manusia, hewan, dan ekosistem secara berkelanjutan dan dikelola secara holistik. Dengan demikian, kita dapat menciptakan suasana yang lebih sehat, damai, serta aman dari ancaman zoonosis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI