Mohon tunggu...
assyam nepany
assyam nepany Mohon Tunggu... Abdi Negara -

kebahagian terletak pada apa yang kita beri bukan pada apa yang kita terima.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

From Zero to Hero

1 September 2013   00:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:33 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13779702691214016245

Kisah yang membuat orang tua ku bangga, yang saat itu berstatus TKI di negeri seberang sana. Ia, aku adalah satu diantara banyak anak dari keluarga TKI yang memutuskan ambil jalan berbeda, melanjutkan pendidikan lebih tinggi, berprestasi dan mengadu nasib negeri sendiri, bukan di negeri orang yang kadang kita kurang dihargai ( yang belum baca bisa baca tulisanku seblumnya tentang “Kuliahku dari Uang Ringgit, Bukan Rupiah” InsyaAllah lumayan meng-inspirasi).

Karenanya aku ingin mengisahkan sedikit prestasi yang mengiring perjalanan hidupku selama menempun pendidikan di perguruan tinggi. Silahkan disimak dan diambil hikmahnya.

From zero to hero begitulah kira-kira kata yang disematkan oleh teman-teman pada ku saat itu, mungkin karena aku hanya anak kampung yang mengenal atau bahkan mendengar istilah karya tulis ilmiah baru ketika masuk perguruan tinggi. Mungkin juga karena aku hanya mahasiswa yang sangat minim fasilitas, laptop tak punya, tinggal pun numpang di mushola masyarakat dan bahkan biaya kuliah pun cari sendiri dengan kerja serabutan.

Walau kondisi serba sulit, namun aku tak pernah melupakan atas prestasi diri, terbukti kondisi itu semua tak pernah menyurutkan cita-cita ku untuk bisa lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (selanjutnya disebut disingkat PIMNAS) sebagai ajang kompetisi ilmiah paling bergengsi bagi para mahasiswa di perguruan tinggi.

Man Jaddah wa Jadah adalah jimatku, kata itu selalu aku ucapkan berkali untuk menyemangati diri, karena aku selalu yakin selemah apapun kondisi kita, selama kita masih bisa istiqomah dalam kesungguhan, InsyAllah kita akan pasti bisa meraih apa yang kita citakan, itu yang selalu menjadi prinsip ku dalam mencapai setiap apa yang aku citakan.

Meski dengan segala keterbatasan aku selalu berusaha berkarya disetiap kompetisi yang ada, aku tak pernah berfikir tinggi untuk menjadi juara, yang penting bisa berpastisipasi dengan membuat karya tulis sebaik mungkin itu sudah lebih dari cukup. Mengingat laptop pun aku tak punya, cari refrensi pun harus ke warnet yang tak mungkin aku bisa berlama-lama disitu karena tarif warnet saat itu masih mahal. Besik dasar karya tulis pun tak pernah diajari sebelumnya karena aku cuma lulusan SMA desa, buru-buru buat karya tulis pegang komputer pun tak pernah.

Namun dari upaya keras dan kesungguhan ku untuk selalu menekuni dan berusaha berpastisipasi dalam setiap kompetisi keilmiahan, Alhamdulilah pada akhirnya saat aku semester 8 diluar perkiran tim ku dinyatakan lolos oleh DIKTI setelah melalui seleksi ketat dan menyisihkan ribuan karya tulis, untuk kemudian menjadi perwakilan UNESA diajang PIMNAS yang diselenggrakan di Universitas Mahasaraswati  Depasar Bali pada waktu itu.

Syukur pun tiada henti di ucapkan, karena itu adalah impian utama ku sebalum wisuda. Yang lebih membuatku girang setengah mati adalah DIKTI menetapkan pelaksanaan PIMNAS saat di Bali (setiap tahun pelaksanaan PIMNAS selalu berpindah-pindah tergantung dimana universitas yang di tunjuk oleh DIKTI sebagai penyelenggara). Sebuah ganjaran yang tak pernah aku sangka dari upayaku menekuni bidang karya tulis ilmiah. Siapa yang tidak girang, menjadi perwakilan UNESA  di kompetisi keilmiahan nasional dan sekaligus bisa berlibur gratis-an dengan akomodasi top di Pulau Dewata. Stay di Bali selama seminggu geratis, kemana-mana antar jemput, luar bisa bukan..!

Aku sangat menikmati betul kegiatan kompetisi karya tulis ilmiah nasional disana, bersaing merebutkan mendali emas, perak dan perunggu pun menjadi visi utama dari setiap perwakilan universitas.  Selama 6 hari di PIMNAS, aku banyak bertemu dengan orang-orang hebat, karya-karya ilmiah kreatif dan menakjubkan yang membuatku makin bergairan untuk terus berkarya dan berkarya. Dan yang lebih luar bisa di hari ke 7 agendanya adalah touring untuk semua peserta PIMNAS menikmati keindahan panorama alam dan budaya Bali.

Tercapailah sudah 2 impian besarku, mewakili kampus di kompetisi level nasional dan ber-wisata di Pulau terindah di Indonesia yang mungkin bagi ku merupakan hal langka, semua aku capai bukan dengan fasilitas yang serba ada, aku hanya memulai kesungguhan di bilik komputer  usang musolla yang sering eror dan penuh virus pula,  itu mungkin yang menjadi alasan teman-teman menyematkan kata zero to hero padaku ketika itu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun