Sebagai manusia biasa tentu saja kadang kita merasakan saat dimana iman kita sedang tingginya, atau bahkan saat rendah-rendahnya. Hal ini dapat kita rasakan dari berbagai macam faktor, bagi seorang wanita misalnya saat tamu bulanan datang. Ini merupakan momen dimana Iman kita lagi down banget. Sedangkan bagi laki-laki mungkin ketika jenuh melakukan kegiatan yang itu-itu saja. Atau faktor lainnya seperti lingkungan yang tidak mendukung.Â
Lantas berikut adalah hal-hal yang dapat menambah keimanan kita , diantaranya adalahÂ
Pertama, mengadukan kelemahan Iman kepada Allah SWT. Perlunya penyadaran dalam diri kita bahwa Iman kita sedang turun nih, dan bersegeralah adukan hal  tersebut kepada Allah, dan tidak membiarkannya.Â
Kedua adalah mencari dan menuntut ilmu. Menyibukkan diri dengan menuntut ilmu juga dapat menambah kembali Iman kita. Ilmu yang datangnya dari Allah dan kita bersyukur akan hal tersebut adalah bukti bahwa Iman kita perlahan bertumbuh.Â
Yang ketiga adalah memperbanyak ibadah sunnah. Meskipun berat, namun melakukan sunnah nya akan menambah keimanan kita.Â
Keempat yaitu berinteraksi dengan orang-orang sholih. Hal yang sangat gampang untuk dilakukan. Saat kita berinteraksi dengan orang-orang sholih, maka kita akan tertular menjadi sholih juga. Inilah saatnya untuk mengevaluasi diri sudah sejauh mana rasa keimanan kita kepada Allah SWT.Â
Kelima adalah menghadiri ceramah dan majelis ilmu. Menhadiri majelis ilmu akan mengingatkan kita kembali kepada Allah SWT, perintah dan larangannya bahkan hingga kisah-kisah menarik yang akan menambah Iman kita.Â
Keenam yaitu memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Ini merupakan kegiatan yang simple namun memiliki segudang nilai pahala disisi Allah SWT.Â
 Nasihat Imam Hasan Al Basri mengakatan bahwa Iman bukanlah sekedar keindahan dan hanya sekedar harapan belaka. Iman itu adalah sesuatu yang tertancap didalam hati dan dibenarkan oleh amal perbuatan (Diriwayatkan Imam Malik dalam Kitab Al Muwattha'). Sedangkan nasihat dari Rabi' Bin Khutsaim, "Tahukah kamu apa yang dimaksudkan dengan penyakit? Obatnya? dan Bagaimana cara menyembuhkannya?" Mereka menjawab "tidak". Rabi menjelaskan "Penyakit itu adalah dosa-dosa, Obatnya adalah Istighfar, Terapinya adalah hendaknya kamu bertaubat kepada Allah dan tidak mengulanginya".Â
Mengambil dari Ustadz Aidh Al Qarni, MA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H