Mohon tunggu...
Aswyn Romadhoni
Aswyn Romadhoni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bola

Budaya 3 Ideologi Suporter Persis Solo

10 Januari 2022   10:45 Diperbarui: 10 Januari 2022   10:49 7151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kota Solo memiliki basis suporter terbilang besar dan fanatik yang tak kalah dengan berbagai kota-kota besar di Indonesia. Mereka mempunyai klub kebanggaan yang bernama Persis Solo. Dikutip dari laman wikipedia, Persatuan Sepak Bola Surakarta (Persis) adalah salah satu klub sepak bola di Indonesia yang berasal dari kota Surakarta/kota Solo. Klub ini lahir pada tanggal 8 November 1923 dengan menggunakan nama Vorstenlandsche Voetball Bond (VVB) yang didirikan oleh Sastrosaksono serta R. Ng. Reksodiprojo dan Sutarman. Persis sendiri memiliki julukan Laskar Sambernyawa dan bermarkas di Stadion Manahan, Solo.

Berasal dari Kota Solo membuat Persis mempunyai berbagai ragam penggemar tak hanya di Kota Solo melainkan di sekitarnya yaitu Solo Raya. Memiliki suporter yang sebanyak itu membuat pemahaman yang tidak sama diantara para supporter. Persis Solo dikenal memiliki tiga idiologi supporter yang setia yakni Mania, Ultras, dan Casual/Hooligan. Ketiga ideologi tersebut memiliki paham dan cara yang berbeda dalam hal menyampaikan dukungannya untuk Persis Solo.

Ideologi mania dalam supporter Persis Solo biasa disebut dengan Pasoepati (Pasukan Soeporter Pelita Sejati). Pasoepati sendiri berdiri karena adanya klub sepakbola yang bernama Pelita Jaya yang bermarkas di stadion Manahan, Solo. Dalam perjalanannya, Pasoepati sudah tercatat memberikan dukungan kepada empat klub sepakbola berbeda yang bermarkas di kota Solo. Hingga akhirnya Pasoepati mengikrarkan bahwa mereka akan setia kepada satu klub yang sampai saat ini mereka dukung yakni Persis Solo.

Pasoepati sendiri memiliki keunikan dalam memberikan dukungannya untuk Persis, mereka tak lupa akan budaya yang mereka junjung di Solo. Pernah pada saat pasoepati mendapat hukuman dari PSSI yaitu tidak boleh mengenakan identitas Persis Solo dalam menyaksikan di stadion, akan tetapi Pasoepati mempunyai ide yang brilian yaitu mengenalkan batik khas Solo dan dipakai saat di tribun Manahan dan menjadi perhatian khusus di seluruh Indonesia pada saat itu. Mereka identik dengan warna merah sebagai simbol berani yang juga identik dengan Persis Solo yang mengenakan jersey merah kala bertanding di kandang.

Selain mania, di Kota Solo memiliki budaya suporter yakni Ultras 1923. Ultras sendiri mengadopsi dari budaya barat khususnya di Italia sebagai kiblat ultras yang ada di Kota Solo ini. Mereka meniru dan membawa budaya di luar dan digunakan untuk mendukung Persis Solo berlaga. Mereka identik dengan pakaian hitam-hitam dan menunjukan kreatifitasnya dalam hal untuk memberikan dukungannya kepada klub kebanggaannya. Selain itu mereka menggunakan tak sedikit nyanyian-nyanyian yang berasal dari Italia untuk memberikan semangat juang kepada pemain Persis Solo yang sedang berlaga. Walaupun pemahaman Ultras tidak sebanyak Pasoepati, Ultras masih konsisten pada cara mereka sendiri dalam menyampaikan dukungannya. Kreatifitas-kreatifitas yang diberikan juga menarik seperti menyalakan flare dan koreografi bekerja sama dengan Pasoepati.

Ideologi terakhir yang ada di Kota Solo yaitu Casual/Hooligans. Idiologi ini merupakan yang populer untuk sekarang ini di wilayah Solo Raya. Persis Solo mempunyai supporter yang beridiologi ini dengan nama B6 Surakartans. Nama B6 diambil dari sisi timur tribun stadion Manahan dan Surakartans diambil dari nama kota. Surakartans sendiri juga mengadopsi budaya dari luar untuk menyampaikan dukungannya kepada Persis Solo yakni budaya Eropa khususnya di Inggris. Hooligans memang sangat kental kaitannya dengan negara Inggris dan kemudian Surakartans meniru gaya dan cara suporter Inggris mendukung klub kebanggaannya. Hooligans memang terkenal akan keganasan dan brutal apalagi terhadap rivalnya.

Surakartans juga berbeda dengan dua ideologi sebelumnya, mereka cenderung memakai pakaian yang santai dan casual. Surakartans juga menyanyikan lagu penyemangat dengan berbahasa Inggris seperti halnya hooligans di Inggris. Keunikan ini membuat Surakartans semakin dikenal dan semakin di dukung oleh warga Solo Raya yang sepaham dengannya.

Meski berbeda ideologi, mereka bersatu padu dalam menyampaikan dukungannya untuk satu nama kebanggaan bersama yaitu Persis Solo. Fanatisme mereka luarbiasa untuk tim kebanggaan, terbukti dengan adanya pengawalan tim kala bertolak ke Bogor yang diikuti oleh ribuan suporter Persis Solo yang menjadi satu. Salah seorang suporter yang ikut serta, Aditomo Susilo Nugroho 25, mengatakan bahwa sudah ada kesepakatan akan tetapi antusiasme para suporter tidak bisa dibendung. "Kesepakatan hanya 100 sepeda motor atau 200 orang yang boleh mengawal dari mess. Ternyata, di sepanjang jalan, sduah ada banyak suporter yang menunggu. Mereka lantas bergabung mengantar keberangkatan tim," kata dia, diubungi Solopos.com, Sabtu siang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun