Siang hari itu aku mengikuti suamiku ke sekolah elit itu.
Mungkin buat kita tidak biasa menemui sekolah setingkat SMP dan SMA berada dalam gedung perkantoran.
Tapi hari itu saya mendapati sekolah ini dan baru sadar ternyata ada juga sekolah seperti itu di negeri kita.
Selama ini sangat jarang kita menemui sekolah yang menyediakan loker pribadi untuk para siswanya tapi hari itu saya melihat loker-loker untuk para muridnya. Ditambah lagi kita bisa menaiki lift untuk mencapai sekolah ini. Wow berdecak kagum...
Untuk apa saya di sekolah elit ini ya?
Hari itu suamiku memberi ceramah tentang cita-cita besar dan cara menjadi orang sukses
Para siswa menyimak materi yang diberikan suamiku walau ada juga yang menggambar di tengah-tengah ceramah
Atau main tebak-tebakan punggung hehehe
Apa yang membuat mereka menjadi sedemikian istimewa? Ya tentu saja karena orangtua mereka kaya dan pemegang perusahaan-perusahaan besar di negeri ini.
Buat kita ke luar negeri adalah sebuah perjalanan yang sangat dinantikan untuk melihat kebudayaan di luar kebudayaan negeri kita atau kalau bukan karena tugas dari kantor atau instansi rasanya agak sulit ke luar negeri.
Tapi buat mereka adalah hal mudah jika hari ini mau liburan ke Kanada toh orangtua mereka memiliki uang untuk memberangkatkan mereka.
Tapi yang saya salut dari keberadaan mereka adalah mereka masih menjaga shalat 5 waktu karena sekolah tersebut ditujukan untuk muslim.
Terus apa yang dikeluhkan guru-guru mereka? Mereka cukup santai untuk belajar. Lalu kami berdiskusi tentang hal ini cukup panjang. Wajar jika mereka santai karena setelah selesai sekolah, mereka bisa kuliah dimana saja kerena orangtua mereka mampu untuk membiayai kuliah mereka dimana saja mereka mau. Bahkan sebuah perusahaan telah menanti untuk dipimpin mereka.
Saran saya kepada guru-guru mereka adalah membangkitkan rasa simpati mereka kepada orang lain dengan mengajarkan rasa syukur karena tidak setiap orang bisa seperti mereka. Ajaklah mereka melihat anak yatim-piatu atau orang-orang yang cacat agar mereka sadar dengan kekayaan yang mereka punya mereka mampu untuk membantu orang lain.
Harapan saya adalah ada di antara anak-anak ini yang memiliki rasa simpati dan empati terhadap penderitaan orang lain.Bagaimana dengan Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H