Dalam setiap peluncuran produk kendaraan baru, tentunya para produsen mengedepankan inovasi terkini untuk menggaet para pelanggan agar tertarik terhadap produk yang baru diluncurkan tersebut. Salah satu fitur atau spesifikasi yang ditonjolkan dalam kegiatan promosi yaitu torque dan horsepower atau dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai torsi dan tenaga kuda. Bagi sebagian orang, tentu semakin besar angkanya maka semakin unggul produk tersebut . Namun, apakah sebenarnya arti dari torsi dan daya kuda pada kendaraan?
Torsi adalah gaya yang diterapkan dalam jarak tertentu. Torsi pada kendaraan juga dapat diartikan sebagai daya dorong yang dihasilkan oleh mesin agar mobil dapat melaju dan berakselerasi. Karena torsi adalah gaya dikalikan dengan jarak, maka untuk memperbesar torsi, kita dapat memaksimalkannya dengan memainkan jarak agar torsi yang diciptakan dapat maksimal dan pekerjaan semakin mudah. Contoh penerapan torsi pada kehidupan sehari-hari adalah ketika kita hendak membuka baut pada roda mobil. Ketika baut mobil dirasa cukup keras untuk diputar, kita dapat mengakalinya dengan cara menambah gagang pada kunci untuk memutar roda, sehingga torsi yang tercipta lebih besar, dan dapat memutar baut pada roda mobil tersebut.
Sedangkan horsepower atau tenaga kuda adalah seberapa cepat suatu pekerjaan dilakukan. Dalam contoh kasus di atas adalah seberapa cepat kita dapat membuka baut pada roda kendaraan tersebut. Lalu, mengapa satuan yang digunakan adalah tenaga kuda? Bukan tenaga manusia, atau tenaga kerbau?
Hal ini bermula pada abad ke-17, James Watt yang memperhatikan kuda yang sedang memutar alat penggilingan di tempat pembuatan bir. Kuda tersebut mampu mengasilkan sekitar 33.000 pund per feet atau setara 15 ton per menit yang kemudian dikenal dengan 1Hp atau 1 tenaga kuda.
Jika torsi adalah gaya x jarak, maka tenaga kuda adalah torsi x waktu. Keduanya merupakan 1 kesatuan yang tak terpisahkan. Berbeda tetapi tetap satu. Torsi adalah gaya yang bekerja, sedangakn tenaga kuda adalah seberapa cepet pekerjaan itu dapat dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H