Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ka'bah, Daya Esoterik Rumah Batu Ibrahim

4 Juni 2024   11:54 Diperbarui: 13 Juli 2024   22:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Foto : Aswin/ilustrasi 

Dikisahkan tentang seorang sufi bernama Ibrahim bin Adham, melakukan perjalanan selama 14 tahun untuk dapat melakukan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi. Sesampai di Ka'bah, ia tidak melihat rumah batu yang dibangun oleh Nabi Ibrahim sesuai titah-Nya. "Apakah mataku telah buta, "tanya heran pada dirinya. Tiba tiba terdengar suara ditelinganya: " Penglihatan matamu baik baik saja. Hanya saja sang Ka'bah sedang menemui seorang perempuan Agung dan Suci". Dan diketahui, perempuan itu adalah Rabi'ah al Adawiyah. Seorang perempuan yang memiliki rasa cinta yang kuat kepada-Nya.

Keinginan Rabi'ah adalah identik dengan keinginan seorang Ibrahim bin Adham. Rabi'ah, mengalami pergulatan yang begitu melelahkan dan memilukan dalam perjalanannya untuk sampai di Mekkah. Seekor keledai yang menemaninya selama dalam perjalanan dalam membawa barang barang kebutuhannya, tiba tiba mati di Padang Pasir yang panas dan berdebu. Pengemudi karavan menawarkan bantuan kepada Rabi'ah. Namun Rabi'ah menolaknya sangat halus dan menukik kedalam: " Saya sudah berjanji tidak akan meminta bantuan kepada manusia (ciptaan-Nya), selain kepada-Nya". Dan tiba tiba saja, keledai yang telah mati itu, hidup, bergerak dan kembali menemani perjalanan Rabi'ah. 

Ketika selesai berdoa, Rabi'ah dikunjungi oleh Ka'bah. Dan Rabi'ah pun bertutur dalam: "Engkau hanyalah rumah batu. Apa yang menarik dari rumah batu yang Engkau hadapkan padaku ini ". Rabi'ah pun kesampaian keinginannya untuk melaksanakan ibadah haji, rukun Islam yang kelima.

BATU SOSIAL KEHIDUPAN

Haji. Ummat Islam di seluruh dunia dan negara, tak terkecuali Indonesia. Negara Indonesia adalah mayoritas beragama Islam. Dan ummat Islam di Indonesia sangat bersuka cita berkesempatan dapat melaksanakan ibadah haji sesuai yang disunnahkan. Ibadah haji adalah termasuk rukun Islam yang kelima, terakhir. Ibadah haji suatu kegiatan yang bersifat Sunnah, dan tidak wajib hukumnya. Karena terkait dengan kemampuan finansial dan fisik seseorang dalam menunaikannya. Ibadah haji adalah suatu kegiatan simbolik. Setiap tahapannya mengandung makna dan isi yang dalam. Perjalanan spiritual, dan bukan perjalan material (destinasi wisata geografis).

Perjalanan ibadah haji adalah perjalanan spiritual. Dan pesan pesan simbolik-spiritual, yang seyogyanya harus dijabarkan dalam kehidupan sosial sehari hari, baik dalam konteks sosial-ekonomi, sosial-politik, sosial-hukum, dan seterusnya. Karena kita ummat manusia didunia tidaklah hidup diruang hampa, melainkan hidup diruang interaksi. Dalam setiap ruang kita senantiasa bersentuhan dengan sesama manusia dan alam, sehingga melahirkan peristiwa peristiwa didalam setiap ruangnya. Dan tugas kita seorang muslim adalah berusaha mengelola setiap ruang kehidupan disekitar kita menjadi lahan dan amal kebaikan. Dan bukan sebaliknya.

Sebagaimana diketahui, didalam setiap ruang itu, kita manusia akan senantiasa bersentuhan dengan kepentingan kepentingan dan juga keinginan keinginan diluar kepentingan dan keinginan kita. Misalnya, kepentingan dan keinginan kita akan berbeda dengan kepentingan dan keinginan orangtua, saudara, istri, anak, tetangga, dan seterusnya. Dan untuk dapat mengelola kepentingan dan keinginan yang yang banyak volumenya itu tidaklah mudah. Dan dibutuhkan suatu kerja keras yang dilakukan secara terus menerus, konsisten.

Untuk dapat menjabarkan atau mengejawantahkan pesan pesan simbolik keagamaan itu, tidak semua orang dapat melakukannya. Hanya orang orang pilihan yang telah dipilih-Nya. Sehingga tidak mengherankan, jika terungkap sebuah Hadits Qudsi, yang menceritakan kegiatan spiritual, ibadah haji yang dilakukan oleh ribuan, puluhan ribu dan seterusnya, ternyata hanya satu orang saja yang menjadi haji mabrur. Dan orang itu ialah tukang sol sepatu. 

Pernah suatu hari, seorang kawan bercerita tentang kawannya yang sudah menunaikan ibadah haji. Namun dirinya, masih melakukan kegiatan korupsi dan menenggak minuman keras, serta bermain cinta dengan wanita lain, yang bukan istrinya. Cerita itu, tentu saja bukanlah hal yang baru dan spesifik, melainkan telah berlaku umum. Mereka (mungkin) melakukan ibadah haji hanya sebatas untuk mendapatkan status sosial-keagamaan di lingkungannya.

Seandainya ummat Islam di Indonesia memiliki kemauan dan kepentingan yang sama untuk membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi, maka bukanlah hal mustahil Indonesia akan menjad negara yang dapat memberikan kepastian hukum dan keamanan. Indonesia menjadi negara yang damai. Bukankah Lebanon dan Irak, pernah tercatat sebagai negara impian penduduk dunia. Meskipun (kini) telah hanya menjadi sisa sisa sejarah. Namun Hegel, meyakinkan kepada publik dunia, bahwa kedamaian global akan kembali muncul kepermukaan. Karena suatu tesa akan menjumpai antitesanya untuk melahirkan suatu sintesa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun