Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Terang Bulan Terang Dikali, Terangnya Oligarki

31 Oktober 2022   13:12 Diperbarui: 31 Oktober 2022   13:22 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gedung Teater Besar, menghadirkan suatu pertunjukkan teater sejarah politik dan kekuasaan. Begitulah yang terungkap dalam sebuah pertunjukkan Teater Kembang Batavia, dengan mengambil tajuk pertunjukkan "Terang Bulan Terang Dikali". 

Pertunjukkan Terang Bulan Terang Dikali yang disutradarai oleh Tutur Denes itu, mengambil latar sejarah kehidupan sosial-politik masyarakat Jakarta, dengan menghadirkan tokoh betawi MH. Thamrin, atau yang lebih akrab disapa dengan nama Mat Seni. Seorang pemuda berdarah Belanda yang memiliki pemikiran besar dan kecenderungannya berpihak pada kehidupan rakyat kecil, terutama masyarakat Jakarta. Inlander. 

Dalam pertunjukkan Teater Kembang Batavia yang mengambil Tema Terang Bulan Terang Dikali itu, tampak turut terlibat mantan Pangdam Jaya dan juga Gubernur DKI Jakarta, Purnawirawan jenderal Sutiyoso.

KESENJANGAN KEBANGSAAN 

Fenomena kebangsaan dalam diri seorang Mat Seni, semakin menggeliat kuat kepermukaan politik dan kekuasaan, sehingga ia membuat suatu wadah pergerakan politik untuk dapat melakukan pencerahan sosial politik kebangsaan yang semakin senjang dalam kehidupan. Ia pun bersama kawan kawannya mendirikan suatu wadah Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), pada tahun 1927.

Pergerakan seorang anak muda itu pun diintip atau diawasi oleh pihak kepentingan politik kekuasaan Belanda, lantaran dianggap dapat membahayakan politik dan kekuasaan status quo nya di Indonesia, khusunya ditanah Batavia, yang kini dikenal dengan Jakarta. Seperti halnya Soekarno dan Hatta, Mat Seni (MH. Husni Thamrin) pun termasuk yang tak larut dan terlena dalam kemapanan hidupnya. 

Meskipun kehidupannya terbilang sudah mapan atau berkecukupan, Mat Seni, senantiasa mengalami kegelisahan bathin menyaksikan realitas kehidupan masyarakat yang kian terpuruk dan miskin. Semangat untuk memperjuangkan masyarakat dari cengkeraman politik dan kekuasaan Belanda pun semakin meledak ledak dan tak tertahankan. 

Penguasa Belanda,  menganggap sepak terjang Mat Seni, sudah dianggap sebagai pembangkang kekuasaan dan harus segera dihentikan pergerakannya. Belanda pun berhasil menangkap Mat Seni, dan dirinya dijadiakan tahanan rumah hingga meninggal dunia.

Ketika menyaksikan pertunjukkan teater Kembang Batavia Lenong Denes dengan Tema Terang Bulan Terang Dikali, seketika teringan dengan tulisan seorang MS. Ardan. 

Pria kelahiran Sumatera itu, pernah membuat cerita pendek berjudul Terang Bulan Terang Dikali. Ceritanya itu pun mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari publik. Karena MS. Ardan, mampu menangkap realitas kehidupan masyarakat Jakarta dengan mata tajamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun