Bulan Ramadhan Di Hari Ketujuh karya seorang dosen UNJ, Bang Sam Mukhtar Chaniago, dan Perempuan Dunia yang dibacakan oleh seorang Bang Yahya Andi Saputra, berhasil menarik perhatian publik. Puisi karya Bang Sam Mukhtar Chaniago, Bulan Ramadhan Di Hari Ketujuh, yang dibacakan secara bergiliran oleh sejumlah personil KLB terasa sangat renyah dan nikmat dihati. Puisi itu kental dengan nuansa religiusitasnya.Â
Berbicara tentang humanitas, sosial kemanusian. Aspek kemanusiaan adalah juga berkaitan erat juga dengan nilai nilai Ketuhanan. Inhren. "Barang siapa yang tidur dengan keadaan perut yang terisi (kenyang).Â
Sementara tetangganya tak bisa tidur lantaran perutnya kelaparan, "maka ia adalah bukan termasuk ummatku, "begitu jejak Kanjeng Nabi dalam suatu literasi (Hadits)Â
Selain berbicara tentang humanitas, teisitas pun diangkat oleh seorang Putri dalam puisnya Musafir. Dan Selasar PDS pun serupa terowongan Mina, Â masing masing (jama'ahnya) peserta atau pengisi acara dari Lembaga Lierasi Betawi, berusaha mengusir Iblis dan Syetan, melemparkan batu-jumroh kepada makhluk makhluk terkutuk itu dengan puisi puisi religiusitasnya.
"Sesungguhnya Kami akan memperlihatkan tanda tanda kekuasaan Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, Â " demikian Tuhan BerTutur dalam Surat Cinta-Nya (Quranul Kariim-Bacaan Mulia)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H