Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ruang Hampa Kekuasaan Semangat Indonesia

9 Juni 2021   21:09 Diperbarui: 9 Juni 2021   21:22 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang itu memiliki ceritanya sendiri dan memiliki kekuatan didalamnya. Tidak ada ruang mati, kosong dan hampa. Seperti halnya (ruang) gelas kosong, maka ruangnya dapat menyesuaikan diri dengan isi air didalamnya : Apakah akan diisi dengan air sirup, ataukah dengan air mineral, dan atau seterusnya? Sehingga tidak mengherankan jika ada istilah Human Behind The Gun. Bahwa manusialah yang memberikan makna terhadap ruang didalamnya.

Terkait dengan ruang kesemestaan, anak Adam pun berusaha memahami dan menerjemahkan sesuai dengan kemampuan akal dan pikirannya. Kita pun mengenal istilah Ruang Tata Dan Ruang Wilayah (RT-RW). Ruang privasi dan ruang publik pun dibangun didalamnya, seperti real estate, apartemen, gedung perkantoran, mall, dan seterusnya. Apalagi dalam dunia kapitalis. Kapitalis sangat memahami sekali makna ruang. Dan ruang itu (akan) dijadikan tambang penghasil keuntungan dan kekayaan secara melimpah.

RUANG KEKUASAAN

Seiring berjalannya waktu, makna ruang pun mengalami perubahan secara signifikan. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah memberikan partisipasi ruang publik secara global. Dan media sosial diantaranya. Ruang maya, seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya, telah melahirkan manusia manusia baru didalamnya. Ruang maya itu mampu melahirkan perselingkuhan, percintaan, penipuan dan seterusnya.

Namun demikian, ruang maya tak melulu melahirkan ruang gelap bagi kehidupan masyarakat. Namun, ruang maya pun mampu melahirkan pencerahan dalam kehidupan manusia (masyarakat). Sebagai contoh : Partai Semangat Indonesia. Lahirnya Partai Semangat Indonesia, berawal dari pertemuan diruang maya, media sosial. Dari obrolan diruang maya itu menjelma kedalam ruang nyata. Menurut salah seorang penggagas dan juga pendiri Partai Semangat Indonesia, Martin Barus, bahwa obrolan cikal bakal Partai tersebut digulirkan oleh dirinya,  Edi S, Haris, dan Gigi.

Tetapi dalam perjalanan waktu, keempat penggagas mengalami perbedaan dan sulit dipersatukan, maka lahirlah gagasan mendirikan Partai PARSINDO. Dan Martin Barus pun memilih mundur dan berusaha membangun kekuatan baru dan membentuk Partai Semangat Indonesia dengan teman teman yang dianggapnya sejalan. Dan kini, Partai Semangat Indonesia, menggeliat dan meluas keruang publik ditanah air. Sejumlah provinsi sudah siap berjuang bersama didalam Partai Semangat Indonesia untuk melakukan pemberdayaan dan pencerahan demokrasi ditanah air.

Sejarah menjelaskan, jika binatang politik (manusia) tidak memiliki insting dan management yang kuat, maka Partai Politik itu pun hanya tinggal sebuah nama. Karena organisasi politik harus dikelola secara cakap dengan kemampuan insting dan kecerdasan. Organisasi politik itu sangat terkait erat dengan SDM didalamnya. Seberapa besar uang yang digelontorkan belum tentu mampu membangun institusi politik secara kuat dan mapan. Kita bisa menunjuk pada sejumlah Partai Politik yang tidak lolos ke parlemen. Padahal uang yang diguyurkan keruang publik begitu sangat besar.

Untuk diakui oleh hukum administrasi negara (Menkumham), maka pengurus partai harus membangun infrastruktur dan suprastruktur di sejumlah daerah. Dan menurut ketentuan syarat dan ketentuan pendaftaran Partai Politik ke Menkumham harus terbentuk kepengurusan disejumlah tanah air.  antara lain : 34 DPW; 514 DPD; dan 7252 DPC; serta 30 % keterwakilan perempuan. Suatu perkerjaan yang tidak mudah. Diperlukan kemauan kuat dan juga kerja keras untuk mewujudkannya.

Apakah Partai Semangat Indonesia mampu melewati ujian itu secara mulus, terutama ujian dalam mengelola kepentingan kepentingan individu didalamnya, menjadi suatu kekuatan bersama untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun