Mohon tunggu...
Aswary Agansya
Aswary Agansya Mohon Tunggu... -

Aswary Agansya lulusan Universitas Madura (UNIRA) jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pemuda kelahiran kota Surabaya, pada 4 Oktober ini gemar sekali membaca dan menulis. Karya-karya Aswary yang pernah diterbitkan adalah novel Imagination of Love (LeutikaPRIO, 2011), novel Menari di Atas Tangan (LeutikaPRIO, 2011), antologi bersama Be Strong Indonesia #3 (writers4indonesia, 2010), antologi Curhat Cinta Colongan #3 (nulisbuku.com, 2011), antologi E-Love Story #21 (nulisbuku.com, 2011), antologi Surat Terakhir Untuk Penghuni Venus (nulisbuku.com, 2011), antologi Dear Someone (nulisbuku.com, 2011), antologi Selaksa Makna Ramadhan (LeutikaPRIO, 2011), antologi Long Distance Friendship (LeutikaPRIO, 2011), LDR (Goresan Pena Publishing, 2012), Pancaran hati Bunda (Goresan Pena Publishing, 2012). Aswary juga pernah mendapat juara 3 dalam Sayembara Cipta Cerpen UNIRA 2011, dll. Jika ingin berinteraksi, bisa menghubunginya di www.aswarysampang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sepenggal Kisah Kami di Kota Batu

24 Desember 2014   17:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Izinkan cintaku berbunga di hatimu Biar terus mekar jadi kenyataan... T'lah lama kudahaga belaian seorang insan Semoga bersamamu, bahagia hidupku... (Nike Ardila - Suara Hati) Lagu itu menjadi teman dalam gelapnya malam. Saat aku dan Vi hendak berangkat ke kota Malang. Iya, tepat pukul 01.30 dini hari (tanggal 21-12-2014) rombonganku bertolak dari kota Sampang menuju kota kenangan Malang. Dan inilah lembaran baru yang akan terangkai dalam kisahku bersama Vi. Pagi itu tak banyak kata-kata yang keluar dari bibirku dan bibir Vi, selain karena waktu yang tidak memungkinkan, rasa kantuk pun tengah menghiasi mata kami berdua. Hanya saja, aku melihat rona bahagia di wajah Vi. Rona yang sama sekali belum pernah aku lihat selama ini. Aku rasa dia bahagia bisa liburan yang benar-benar dinamakan liburan. Matahari muncul di ufuk timur. Selepas shalat subuh di Masjid Agung Surabaya, bis kami langsung melaju menuju kota Pandaan. Destinasi pertama adalah masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan. Disana, kami sengaja singgah untuk sarapan pagi dan ada yang sholat dhuha. Selebihnya, hanya foto-foto. Tepat pukul 07.30 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju kota Batu. Tempat yang kami tuju adalah wisata alam air terjun Coban Rondo. Pukul sepuluh pagi kami tiba disana, tentu saja setelah berkutat dengan macetnya perjalanan antara kota Pandaan hingga ke Malang. "Air terjun Coban Rondo menjadi saksi bahwa aku sayang kamu!" Bisikku di telinga kanan Vi. Kalimat itu seakan-akan kalimat paling romantis yang pernah aku sampaikan kepada seorang gadis. Hanya saja, ada satu kekurangan disana, yaitu sepotong coklat yang sengaja kusediakan ternyata tertinggal di bis. Alhasil, pernyataan cinta itu terasa kurang lengkap. Dinginnya alam sekitar air terjun tak akan pernah aku lupakan. Disana, sepenggal kisahku terukir. Terukir bersama Vi. Apalagi saat gerimis datang mendera, rasanya hati ini enggan untuk meninggalkan tempat itu. Ah...

Pukul dua siang rombongan kami kembali beranjak dari Coban Rondo. Sore itu kami berkunjung ke sebuah tempat rekreasi terbaru di Batu. Namanya Museum aAngkut+. Disana, banyak sekali jenis angkutan yang dipamerkan, mulai dari mobil-mobil antik yang berada di seantero negeri. Bahkan juga ada dari negara-negara lain. Pada zona pertama, kami disuguhi angkutan-angkutan keluaran tahun 60an. Ditambah adanya kereta kuda yang berasal dari berbagai negara dan beberapa kendaraan yang bernuansa sejarah. Belum lagi sepeda-sepeda jadul yang bermesin tempel, aku baru tahu kalau ternyata jaman dulu ada sepeda semacam itu. Cukup menarik perhatian. Di lokasi wisata ini pula aku kembali menorehkan kisah bersama Vi. Diatas ketinggian 860 dpl aku katakan bahwa aku sayang dia. Iya, hati ini terlampau bahagia saat bersamanya. Rasa lelah tak terasa begitu bersama Vi. (Haha, yang ini agak lebay ya!!!!) Satu momen paling kusuka saat berada di lokasi ini. Wahana Gangster Town adalah lokasi paling favorit. Sebab, aku dan Vi merasakan nuansa yang berbeda. Rasanya kami sedang berada di Amerika. Iya, cukup berlebihan memang, namun itulah yang kami rasakan. Dan, selepas isya kami pulang dari Museum Angkut+. Sebenarnya ada satu tempat lagi yang rencananya kami kunjungi. Yaitu taman kota Batu yang kata orang terbersih seIndonesia. Disana, di atas bianglala, aku berencana kembali menyatakan cintaku pada Vi. Tentu saja dengan sebuah coklat yang kusediakan. Aku pikir itu akan menjadi momen paling romantis. Hanya saja, rencana itu gagal. Sebab, kami harus segera pulang ke Madura. Apalagi cuaca batu tidak memubgkinkan, sedikit gerimis dimana-mana. Ah, mungkin inilah yang dinamakan rahasia Tuhan. Sebaik manusia berencana, tetap Tuhanlah yang menentukan semuanya. Tapi tak bisa aku pungkiri bahwa 24 Jam bersama Vi, membuatku bahagia. Iya, lembaran baru dalam kisahku tertulis hari itu. Bagaimana kisahku selanjutnya bersama Vi, hanya Tuhanlah yang tahu rahasia itu. Aku berharap Vi mau menemaniku, melengkapi kisah hidupku. Amin. Menjelang senja, 04.30 WIB Sampang, 23 Desember 2014... Kamar inspirasiku. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun