Sudah berbulan-bulan saya kehilangan account untuk menulis di Kompasiana. Alhamdulillah akhirnya bisa berselancar lagi dengan tulisan-tulisan. Hal yang paling merindukan di Kompasiana adalah pengetahuan dan kecakapan melatiha keterampilan menulis. Bergabung di Kompasiana tidak hanya meningkatkan kecepatan mengetik di keyboard tetapi juga melatih nalar dan menambah wawasan. Hal itu dapat mewujud dengan keinginan untuk terus berkarya dan membaca tulisan kawan-kawan penulis.
Lama niat tidak menulis di sini membuat saya penasaran dan sedikit pesimis mengenai kemampuan menulis saya. Ya, saya harus terus belajar dan berlatih agar keterampilan memulung dan menjahit gagasan bisa terus berkembang dan tidak mandeg, mengalami klebuntuan dan khawatir jadi mandul karya.
Hmmmm, ingin berkata apa lagi ya? Karena la ma tidak membagi wawasan di sini, maka saya angkat satu judul ini dengna hal yang mungkin kurang menarik, Menulis Lima Menit. Ya, tulisan ini ingin saya tulis dalam tempo lima menit. Apakh benar-benar bisa menjdai sebuah tulisan sederhana atau tidak? Ah, sebenarnya itu persoalan klasik. Apalagi bila harus disebut berkualitas. Tulisan berkualitas tentu harus dipadukan dan diramu dengan wawasan yang luas dan keterampilan menuangkan gagasan dengan cara sedikit nyeleneh. Begitu, ya kalau mau mencipta gagasan lebih kreatif.
Nah, ternyata, melatih keterampilan menulis dengan menggunakan tempo alias waktu tenggang itu juga sangat menantang. Seperti tulisan yang sedang Anda baca ini. Saya mengetiknya selama lima menit. Tidak lebih, namun sepertinya kurang satu menit.
Terima kasih. Mari mencipta gagasan dan menantang diri menulis alias berkarya. Menulis itu HEBAT!
Â
*Tidak sempat meng-edit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H