Mohon tunggu...
Aswan Ahmad
Aswan Ahmad Mohon Tunggu... -

pernah menjadi wartawan harian Tribun Timur Makassar.saat ini masih terus belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Malu Cari Uang di Kampung

28 Desember 2014   02:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:20 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Keluarga Hartono, pemilik Grup Djarum, masih menempati urutan teratas dengan total kekayaan yang didasarkan nilai aset bersih sebesar 16,5 miliar dollar AS.
Tahun ini, kekayaan Budi dan Michael Hartono naik lebih dari 1 miliar dollar AS. Peningkatan ini disebabkan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melesat lebih dari 50 persen dibanding tahun lalu. Namun, siapa sangka jika orang terkaya di Indonesia ini juga mencari uang di kampung dengan mendirikan perusahaan perkebunan.
Mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak 2008. Peringkat ketiga orang terkaya di Indonesia Anthoni Salim yang mengelola Salim Group juga makin getol cari uang di kampung dengan membuka cabang minimarket Indomaret.
Di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan keberadaan Indomaret semakin mudah ditemui di desa-desa. Orang terkaya peringkat le 36, Aksa Mahmud, juga mencari uang di kampung dengan mendirikan pabrik semen di Kabupaten Maros.
Bukti lain jika di kampung sudah semakin banyak uang yang beredar bisa dilihat dari makin banyaknya jumlah gerai anjungan tunai mandiri (ATM) yang dibangun oleh bank. Bukan hanya ATM BRI yang ada, namun ATM BNI dan Mandiri juga sudah mudah ditemukan di kampung.
Di kampung saya di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, fenomena minimarket dan ATM masuk desa sudah terjadi. Begitu juga ketika saya berkunjung ke kamoung istri di Kecamatan Kajang, Indomaret juga sudah ada.
Ketika saya ngobrol dengan salah seorang penjual bakso yang terletak di samping rumah orangtuaku, ternyata penjualan mereka pernah menembus angka Rp 10 juta per hari. "Itu saat hari 17 Agustus 2014 lalu," katanya. Jika hari-hari biasa ia biasa memperoleh penjualan Rp 1 juta per hari.
Di kampung, saya tidak menemukan orang mengeluh karena nilai rupiah terpuruk. Kondisi ini sangat berbeda dengan keluhan orang-orang kota. Mereka justru diuntungkan karena hasil pertanian seperti coklat,kopi,cengkeh,karet, dll justru semakin mahal harga jualnya.
Bagi yang mempunyai uang, tidak ada salahnya anda juga melakukan investasi di kampung agar bisa mengikuti jejak orang-orang terkaya di Indonesia. Investasi di kota itu penting tapi jangan lupakan juga investasi di kampung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun