Di penghujung akhir tahun 2014 ini kita dikejutkan dengan kecelakaan pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura. Pesawat berkode QZ8501 dinyatakan hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Bertolak dari Bandara Juanda, pesawat itu membawa 155 orang penumpang dan 7 awak pesawat. Di antara penumpang ada warga negara asing, yakni Prancis, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Inggris.
Info terakhir pada hari ini seperti dilansir media KRI Bung Tomo milik TNI AL berhasil mengevakuasi tiga jenazah dari lokasi penemuan serpihan AirAsia QZ8501 di periran Selat Karimata. Jenazah tersebut akan langsung dibawa ke RS Bhayangkara di Surabaya.
Di Indonesia pada akhir tahun dan awal tahun ada beberapa bencana alam dan kecelakaan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Banjir Jakarta yang terjadi 17 Januari 2013 juga menitikkan air mata setelah puluhan korban jiwa melayang.
Pada tahun 2011 bulan Desember kecelakaan kapal tenggelam juga terjadi di perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Kapal ini diketahui mengangkut imigran gelap dengan korban tewas mencapai ratusan orang.
Pada tahun 2007 Sederetan bencana terjadi menghantam Jawa Tengah, Solo, Yogyakarta dan Jawa Timur. Diperkirakan lebih dari seratusan orang tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor yang sambung menyambung.
Di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sedikitnya 64 orang tewas akibat tanah longsor. Bencana tersebut menghantam 7 kecamatan, yakni Kecamatan Kerjo, Kecamatan Gondangrejo, Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Karangpandan dan Kecamatan Kebak Keramat.
Di Kabupaten Wonogiri, sebanyak 17 orang juga terkubur hidup-hidup oleh tanah longsor saat terlelap dalam tidurnya. Di kabupaten ini tanah longsor memporak-porandakan dua desa, yakni Desa Paga dan Desa Sidomulya di Kecamatan Tirtomoyo.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 orang korban berhasil dievakuasi. Namun dari keempat korban itu, hanya 1 orang yang masih hidup. Beratnya medan dan cuaca yang buruk membuat proses evakuasi serta pencarian korban berjalan lambat.
Di Solo, banjir merendam ratusan rumah dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Bahkan di tempat tertentu, seperti di kawasan Semanggi Kecamatan Pasarkliwon. Di wilayah yang terletak di tepi Bengawan Solo ini ketinggian air mencapai 3 meter. Banyak rumah penduduk yang hanya terlihat atapnya saja.
Kecelakaan pesawat juga terjadi pada tahun 2007. Kala itu, pesawat Adam Air berangkat pukul 12.55 WIB, Senin 1 Januari 2007. Semestinya pesawat tiba di Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara, pukul 16.14 wita.
Namun pada pukul 14.53 Wita, kabar mengejutkan datang. Pesawat disebut putus kontak dengan pengatur lalu-lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin, Makassar. Pada kontak terakhir, posisi pesawat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar dengan ketinggian 35 ribu kaki.