[caption id="attachment_382272" align="aligncenter" width="369" caption="Gambar diakses dari skyscrapercity.com"][/caption]
Kurang dari sepekan lagi dari hari ini, tepatnya nanti pada tanggal 17 Desember 2014, para pengendara sepeda motor tidak akan bisa lagi melintas kawasan Thamrin hingga Jalan Merdeka Barat, Jakarta. Peraturan baru ini akan diberlakukan sepanjang hari termasuk sabtu dan minggu. Jika dirasa berhasil dan bagus, rencananya peraturan ini akan diterapkan juga dibeberapa jalan lain seperti kawasan Sudirman. Saat saya mendengar berita ini, seketika muncul pertanyaan, apakah arti dari peraturan tersebut?
Alasan Yang Aneh
Dari pemberitaan disejumlah media dikemukakan bahwa alasan pemerintah provinsi dan dinas perhubungan Jakarta memberlakukan peraturan ini adalah untuk menekan angka kecelakaan dan untuk mengurai kemacetan. Menurut saya ini aneh, memangnya kemacetan cuma ada di kawasan Thamrin dan Medan Merdeka?? Lalu apakah juga angka kecelakaan pengendara motor hanya terjadi di kawasan ini? tentu tidak kan bro.
Tambah Biaya Bro
Satu hal pasti yang akan membuat para pengendara kesal dari peraturan ini adalah semakin mahalnya biaya yang harus ditanggung. Biaya yang dimaksud disini adalah biaya parkir dari tempat yang sudah disediakan. Kita tahu bahwa parkir di Jakarta itu mahal, rata-rata Rp 2.000/jam diparkir resmi dan Rp 4.000 diparkir tak resmi. Kita semua tahu bahwa mayoritas para pengendara sepeda motor adalah mereka masyarakat ekonomi kelas menengah dan bawah. Nah dengan adanya beban biaya tambahan ini, meskipun ada bus gratis, jelas akan semakin memberatkan para pengendara motor.
Disana Bukan Hanya Kalian
Saat mendengar peraturan ini, saya memprediksi bahwa Jakarta akan menjadi milik orang kaya, setidaknya akan terjadi secara bertahap. Tentu saja saya berharap bahwa prediksi ini salah besar. Peraturan ini jelas akan menempatkan eksistensi orang-orang kaya dengan keberadaan mobilnya. Sedangkan bagi para pengendara sepeda motor sendiri semakin tersingkir dan teralienasi. Seharusnya kita harus paham betul bahwa di kawasan Thamrin dan Merdeka Barat itu juga bekerja orang-orang kelas menengah dan bawah. Jadi kawasan ini seharusnya bukanlah kawasan eksklusif bagi orang-orang kaya saja. Saya tak bisa membayangkan yang terjadi jika orang-orang kaya itu bekerja tanpa melibatkan mereka para masyarakat ekonomi pengendara motor. So, pahami dan mengertilah pada hal ini para pemangku kebijakan. Jakarta milik semua, bukan milik sebagian orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H