Mahasiswa Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dan Fakultas Peternakan (FAPET) PSDKU Universitas Brawijaya Kediri, yang tergabung dalam Kelompok 24 Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) / Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah melaksanakan sosialisasi tentang Akuaponik kepada masyarakat Desa Babadan pada hari Senin, 22 Juli 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Babadan, Kepala Dusun Babadan, Kepala Dusun Tegalrejo, Kepala Dusun Judeg, dan Kepala Dusun Sanding, dan ibu-ibu PKK. Pak Arif selaku Kepala Desa Babadan menjelaskan bahwa penggunaan akuaponik mampu menumbuhkan semangat dalam menanam tanaman sayuran, mencegah stunting untuk anak-anak, dan menghemat nutrisi dan air untuk tanaman. Selain itu, perekonomian warga Babadan juga akan meningkat jika sistem ini digunakan dalam skala besar. Penanggungjawab akuaponik menjelaskan bahwa sistem tanam yang konvensional juga menjadi penyebab terbentuknya sistem akuaponik.
Rangkaian sosialisasi dan demonstrasi akuaponik ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Babadan. Melalui observasi lapangan dan diskusi dengan kepala desa, didapati bahwa mayoritas masyarakat masih belum mengetahui tentang manfaat dan teknik budidaya akuaponik.
Pertama, mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) memberikan penyuluhan materi dan praktik tentang cara menyemai dan merawat tanaman, khususnya sayur sawi, yang akan digunakan dalam budidaya akuaponik. Mereka menjelaskan langkah-langkah penyemaian benih dan perawatan tanaman sawi agar tumbuh optimal dalam sistem akuaponik. Di akhir sesi, mahasiswa FP memberikan tips praktis untuk memastikan tanaman tetap sehat dan produktif, seperti pengaturan nutrisi dan pemantauan kondisi air.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yang menjelaskan tentang sistem kerja akuaponik, termasuk aliran air dan cara merawat ikan lele dalam budidaya ini. Mereka memaparkan prinsip dasar akuaponik, bagaimana air yang kaya nutrisi dari kolam ikan digunakan untuk menyuburkan tanaman, serta pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dalam sistem akuaponik. Selain itu, mahasiswa FPIK memberikan panduan praktis tentang pemeliharaan ikan lele, termasuk pengaturan kualitas air, pemberian pakan, dan pencegahan penyakit untuk memastikan ikan tumbuh sehat dan optimal.
Pemateri menjelaskan bahwa tujuan dari sistem budidaya akuaponik tidak hanya untuk menghasilkan panen yang baik, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara efisien."Bertani dan Berternak dengan Akuaponik: Peran Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumber Daya merupakan panduan bagi masyarakat mengenai sistem akuaponik di Indonesia, serta cara melaporkan apabila ditemukan praktik budidaya yang tidak sesuai dengan standar lingkungan," ungkap pemateri.
Pada akhir sesi, pemaparan materi terakhir membahas cara merawat dan memelihara sayur sawi dan ikan lele dalam sistem akuaponik. Materi ini mencakup tips praktis untuk perawatan sehari-hari serta cara mengatasi masalah yang mungkin muncul, seperti mati listrik. Selain itu, sesi ini juga meliputi tanya jawab mengenai teknik dan pemeliharaan akuaponik untuk memastikan peserta memahami dan dapat mengimplementasikan sistem ini dengan baik. Para peserta mengungkapkan kepuasan mereka setelah mengikuti rangkaian sosialisasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H