Mohon tunggu...
asurya
asurya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Depok Berubah: Slogan Kosong Kampanye

4 November 2015   13:17 Diperbarui: 4 November 2015   13:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru kemarin ane engeh kalau pilkada serentak akan diadakan sebentar lagi. Sebagai salah satu calon pemilih ane butuh informasi tentang pasangan calon meski sudah cukup banyak sih poster poster "idris pradi - coblos nomer 2" terpampang di tembok-tembok deket gang ane. Tapi ane lebih memilih browsing ke gugle tentang pilkada depok dan menarik ternyata ramai sekali. Iseng-iseng lagi masuk ke facebuk dan jreng.... lebih gila lagi , rameee beud! Bujug , kayaknya ketinggalan jaman neh ane. Baca-baca sana sini... hati ane kecantol ama si orang jakarta yang mau datang ke depok dan ikut pertempuran.

Kalau ane baca isi kampanyenya sih ane acungi jempol deh tuh , jadi inget pola kampanye jokowi... dan memang ternyata si dimas ini salah satu orang yang berjasa menangin jokowi sekaligus menanggung dosa dosa jokowi...hehehe... Penasaran juga sih kenapa dimas tiba tiba keluar kandang dan nangkring di depok. Usut punya usut ane banyak sadar ternyata dimas sebelumnya sudah di plot untuk surabaya tapi gagal dan akhirnya ke depok. Sempet kecewa juga sih , karena sebelumnya ane kira dimas ke depok beneran mau hadir buat orang depok ternyata karena gagal si surabaya.

Nah , ane gugling tentang visi misi mereka. Kalau secara konsep ane liat sih pasangan idris pradi lebih mateng , mungkin faktor dominan pak kyai yang notabene incumbent sehingga paham benar kondisi depok dan tau caranya menawarkan. Berbeda dengan konsep dimas babai yang terkesan tidak utuh dan cenderung parsial atau tidak komprehensif bahkan lebih cenderung menawarkan slogan "Perubahan" dibandingkan menjajakan program-program yang mereka rencanakan.

Ngepek sih , ane liat orang terpengaruh dengan slogan perubahan tapi sayang untuk mendukung slogan tersebut tim relawan cenderung kurang maen cantik. Serangan dan pembusukan ala ahmed yang kasar dan tendensius ke profile idris jelas mengurangi rasa simpatik ke slogan yang ditawarkan. Sah sah aja sih begitu tapi jangan kasar dan ngawur , bayangin aja masak sampe makam orang tua segala dibawa bawa ama ahmed jadi bahan kampanye... hehehe.. Harusnya dimas babai buang itu orang karena akan menjadi anti klimak kerja keras mereka sendiri.

Setelah visi misi ane penasaran sama total program yang akan masing masing paslon tawarkan. Ane buka dah tuh idrispradi.com dan dimas-babai.com satu persatu. Tralalaaaa....... bujug dah keduanya sama !! Busyet dah , kagak salah nih??

Hampir semuanya sama dan beda urutan prioritas doangan. Bahkan disayangkan dimas babai menempatkan insentif RT , RW , LPM dan Karang Taruna di nomer urut awal seharusnya lebih ke program yang menjangkau banyak kalangan. Mungkin mereka berharap dapat suara dari RT , RW , LPM dan Karang Taruna sih tapi seakan akan menganak tirikan program yang lain yang lebih penting.

Program unggulan yang sama ini bagi ane kayak membuka kedok slogan perubahan menjadi tidak bermakna karena tidak ada yang baru yang ditawarkan. Sempat selintas baca obrolan antar relawan yang mempertanyakan hal ini , jika semua program yang ditawarkan adalah hal yang sama lalu dimana letak perubahannya? Kenapa tidak milih idris pradi aja yang jelas jelas orang depok , paham lokasi depok , punya pengalaman dan prestasi dibandingkan dimas babai jika ternyata yang ditawarkan sama?

Jleb! Bener juga yee...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun