Mohon tunggu...
A. Sultan Agung
A. Sultan Agung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa | Citizen Journalism

I am A. Sultan, I am a College Student of Educational Technology at Muhammadiyah Bone University

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ambisi Mewujudkan Mimpi Orang Lain

20 Juli 2022   14:17 Diperbarui: 20 Juli 2022   16:03 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Depresi/A.Sultan Agung/

Banyak manusia yang hidup menggunakan topeng keterpaksaan dan berpura-pura menjadi orang lain agar mereka tetap diakui dan terlihat keren. 

Dalam buku "Berdamai dengan Diri Sendiri" karya Muthia Sayekti, fenomena yang membuat seseorang selalu menggunakan topeng, biasanya disebabkan oleh rasa khawatir yang berlebihan.

Terjelembab dalam lubang depresi karena merasa dirinya tidak seberhasil orang-orang disekitarnya dan menciptakan visi yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Mereka terlalu meratapi kekurangannya dan lalai bahwa mereka memiliki potensi dan visi hidup sendiri.

Goleman menjelaskan bahwa big picture thinking dan long term vision adalah hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan agar hidup kita terarah. Visi merupakan awal masa depan yang dicita-citakan. 

Visi dapat dilahirkan dari proses manifestasi berpikir kreatif kekuatan imajinasi. Taylor dan Wacker, dalam Visionary's Handbook, menjelaskan bahwa untuk membingkai visi pembentukan masa depan bibagi menjadi di lima tahapan, yakni keberanian, keberuntungan, kompleksitas, kontaminasi, dan faktor-faktor yang tak terkendali.

Menjadi Manusia Otentik dan Menciptakan Visi Hidup Sendiri

Fritz Perls berpendapat bahwa, orang yang tidak bisa menjadi otentik akan merasakan kehampaan dan mengorbankan diri mereka sendiri demi mewujudkan kebahagiaan orang lain. Kondisi ini dikenal sebagai neurosis, dimana orang akan melarikan diri dari dirinya sendiri. Berani menerima kekurangan dan menjadi diri sendiri adalah obat untuk mengobati neurosis.

Untuk menjadi manusia otentik, Mike Robbins dalam bukunya "Be Yourself, Because Everyone Is Already Taken" menjelaskan bahwa ada lima prinsip dasar yang diperlukan jika seseorang ingin menjadi otentik, yaitu kenali dirimu, ubahlah rasa takutmu, ekspresikan dirimu, beranikan diri (beranilah), lalu rayakan siapa dirimu. 

Paulo Coelho juga mengungkapkan bahwa "hidup ini tidaklah untuk membuktikan apapun kepada siapapun".

Setiap manusia mempunyai jalan dan visi hidupnya masing-masing, pencapaian satu orang dengan yang lainnya pun berbeda-beda. 

Jika manusia hidup hanya mencari pengakuan orang lain, maka dia akan terus menggunakan topeng kepura-puraan karena pengakuan orang lain tidak akan pernah terpuaskan, we are in our time zone.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun