Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel yang selalu di atas rata-rata nasional tentu membuat masyarakatnya bangga. Banyak usaha-usaha kecil menengah baru yang dibuka dan yang sudah existing berkembang di Sulsel yang berujung mendorong penyerapan tenaga kerja.
Tentunya ini kabar bagus bagi kita semua. Selama ini wilayah yang dianggap maju hanya Jakarta dan pulau Jawa saja. Saking berkilaunya Jakarta dan pulau Jawa sampai membuat pemerintah melakukan program transmigrasi yang tidak bisa dibilang sukses.
Setiap tahun selalu saja warga dari daerah berduyun-duyun datang ke Jawa sampai perlu dilakukan operasi Yustisi di Jakarta selepas libur lebaran. Tentu sebuah rencana yang juga tidak bisa dibilang berhasil mengurangi angka migrasi ke pulau Jawa.
Memang satu-satunya cara yang efektif untuk menghentikan ledakan populasi di Jawa dan Jakarta adalah dengan memajukan wilayah lain, dengan begitu masyarakat akan sadar bahwa sukses bisa diraih di daerahnya sendiri. Ketika daerahnya bisa maju, apalagi jika ditambah dengan cerita beratnya kesempatan kerja di Jakarta/Jawa, minimal masyarakat daerah tersebut akan berpikir dua kali untuk menjual sawahnya sebagai modal merantau.
Pemda dan Pemprov tentunya harus jeli dan 100% mendukung potensi lokalnya. Sulsel misalnya, sangat fokus mengembangkan industri pariwisata dan pertaniannya. Hasilnya pun tidak main-main, tahun ini saja Sulsel bisa meraih surplus pangan. Sebuah prestasi yang membuat gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo sampai dipanggil oleh presiden SBY untuk membantu menjaga stabilitas dan sekaligus kemandirian stok pangan.
Potensi setiap daerah berbeda-beda. Untuk itu pemerintah daerah harus selalu update dengan semua peluang dan potensi industri. Saya sendiri salut dengan pemerintah kota Bandung yang mendukung industri kreatif dan Jogjakarta yang mampu "menjual" budaya dan mengembangkan industri digitalnya.
Transportasi adalah kunci lain kesuksesan pembangunan. Secara sederhana: daerah tersebut harus mudah dikunjungi dan melakukan distribusi barang maupun orang. Internet memang sudah bukan jadi barang mahal dan dengan segala kemudahannya membuat banyak orang mulai beralih menjual barang/jasanya via online. Tapi disadari atau tidak pengiriman barang dan kunjungan wisatawan tentu membutuhkan infrastruktur fisik seperti jalan, bandara dan pelabuhan. Tidak perlu mewah, asalkan bisa diandalkan.
Saya ingat kisah Batu Karas, sebuah pantai yang sangat eksotis dan indah sehingga membuat banyak orang penasaran. Namun sayang karena jauh dan sulit dijangkau, Batu Karas kurang mampu mengembangkan potensi industri pariwisatanya secara maksimal.
Jadi berinvestasi untuk sektor transportasi adalah keharusan. Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga jeli melihat ini dan sudah mengajukan ke pusat pinjaman lunak untuk infrastruktur senilai Rp500 miliar agar tetap menjaga pertumbuhan ekonomi Pemprov Sulsel yang terakselerasi.
Jika potensi setiap daerah bisa digarap dengan fokus, saya yakin banyak keuntungan yang bisa kita raih. Kemacetan berkurang, penyebaran penduduk dan pembangunan jadi merata. Indonesia pun bisa maju tanpa harus menjadi negara yang Jakarta-sentris. Semoga kedepannya Indonesia bukan hanya Jakarta dan Bali, tapi juga Papua, Aceh, atau Sulawesi Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H