Mohon tunggu...
Astuti Alawiyah
Astuti Alawiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Rebahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Memancing Belut

31 Juli 2024   05:38 Diperbarui: 31 Juli 2024   05:47 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil dokumentasi  Astuti Alawiyah

Pada suatu pagi yang cerah, Agung Putu Fathernandes, siswa kelas 8A, bersiap untuk kegiatan literasi di kelas Bahasa Indonesia. Hari itu, dia akan bercerita tentang pengalaman serunya memancing belut bersama teman-temannya, Galih dan Dimas.

Di depan kelas, Agung terlihat percaya diri. Dia mulai bercerita, "Teman-teman, kalian tahu kan sawah Mbah Yoto? Itu adalah tempat favorit kami untuk memancing belut. Suatu hari, saya, Galih, dan Dimas memutuskan untuk pergi ke sana setelah pulang sekolah."

Agung melanjutkan, "Kami membawa alat pancing sederhana, yaitu jaring kecil dan ember untuk menampung hasil tangkapan. Mbah Yoto yang sudah berusia lanjut, selalu mengingatkan kami untuk berhati-hati saat memancing. Ia mengatakan bahwa belut sangat licin dan bisa melarikan diri dengan cepat!"

Galih dan Dimas sangat bersemangat. Mereka tiba di sawah, melihat air yang tenang, dan langsung mulai mencari tempat yang tepat. Agung menceritakan bagaimana mereka menemukan lubang-lubang kecil di tepi sawah yang biasanya menjadi sarang belut.

"Saat kami mulai memancing, Dimas yang paling beruntung. Dia berhasil menangkap belut pertama dengan cepat. Belut itu melawan dengan kuat, tetapi Dimas sangat terampil. Kami semua bersorak-sorai melihatnya!" kata Agung, dengan senyuman lebar.

Setelah beberapa saat, mereka bertiga akhirnya mendapatkan beberapa belut. Galih juga berhasil menangkap satu belut besar yang membuat mereka semua terkejut. "Wah, Galih! Itu belut raksasa!" seru Dimas dengan penuh semangat. Mereka pun bergantian mengambil foto dengan belut yang ditangkap sebagai kenang-kenangan.

Agung melanjutkan, "Namun, tidak semua berjalan mulus. Ketika kami sedang asyik memancing, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Kami berlari mencari tempat berteduh di bawah pohon besar. Meskipun basah kuyup, kami tetap tertawa dan bersenang-senang. Hujan membuat suasana semakin seru!"

Setelah hujan reda, mereka kembali ke sawah dan melanjutkan memancing. Dengan semangat yang tak padam, mereka akhirnya mendapatkan belut yang cukup banyak untuk dibawa pulang. Di perjalanan pulang, mereka berbagi cerita dan bercanda tentang petualangan yang baru saja mereka alami.

"Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa memancing bukan hanya tentang mendapatkan ikan, tetapi juga tentang kebersamaan dan keceriaan dengan teman-teman," tutup Agung.

Seluruh kelas 8A memberikan tepuk tangan meriah untuk Agung. Mereka terinspirasi oleh cerita serunya dan merasakan betapa menyenangkannya berbagi pengalaman dengan teman-teman. Kegiatan literasi hari itu pun menjadi salah satu yang paling berkesan di kelas mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun