Akhirnya Ibu Rafiah meninggal dunia ketika Asti baru  menerima pengumuman lulus SMA. Asti begitu terpukul dan tidak tahu harus bagaimana menjalani hidup sebatang kara tanpa ibu yang selama ini sudah menjadi ibu, ayah, sahabat, dan sekaligus guru baginya. Asti bagai anak ayam yang kehilangan induk di tengah keramaian.
Kini Asti juga sudah menjadi seorang ibu, ibu rumah tangga dan juga ibu guru. Perjuangan Asti dalam meraih gelar sarjana pendidikan di kota tempat tinggalnya hingga ia menjadi seorang guru bukan tanpa tantangan. Kehidupan tanpa sosok seorang ibu dan sekaligus sahabat memang terasa berat buat Asti . Apalagi saat itu Asti harus nyambi kuliah dalam peran sebagai seorang ibu runah tangga yang juga harus ia jalani. Dalam situasi seperti itu ajian penguat sang ibu tetap Asti pegang erat-erat. Kalau mau sukses dalam pendidikan harus punya nekad dan tekad. Insha Allah jalan akan terbuka bagi orang yang memiliki kemauan (nasihat ibu Rafiah). Meski dengan tertatih akhirnya Asti bisa menyelesaikan pendidikannya di sebuah perguruan tinggi negeri yang ada di ibu kota provinsi.
Seiring dengan berjalannya waktu terbukti bahwa semua yang pernah dialami Asti dulu bersama ibunya kini terjawab sudah. Banyak hal yang tidak dipahami Asti dahulu mengapa ibu Rafiah sering begitu keras dan disiplin dalam mendidik terutama bila menanamkan sebuah prinsip. Yah, memang harus keras dan hidup ini tidak main-main. ‘Meskipun kita banyak keluarga nak tapi tanggung jawab hidup tetap di tangan kita’ begitu kalimat yang sering diucapkan bu Rafiah pada Asti remaja kala itu.
Beberapa puluh tahun yang lalu Asti kecil, Asti remaja adalah seorang anak yang tidak bisa apa-apa karena selalu dan terlalu lengket dengan ibunya. Hari ini Asti tidak bisa begitu lagi. Dia harus kuat dalam menghidupi anak-anaknya yang berjumlah empat orang. Tanggung jawab Asti memang tidak ringan. Dalam kondisi seperti ini semua jurus kehidupan berupa petuah, dan penanaman kebiasaan sehari-hari  yang diterima Asti dari ibunya dahulu diterapkan dengan anak-anaknya. Tentunya sebagai seorang pendidik Asti juga harus memahami pola pendidikan dalam zaman yang berbeda.. Intinya ibu Rafiah adalah soko guru atau panutan bagi Asti.
Ibu Rafiah adalah pahlawan bagi Asti yang telah mengajarkannya banyak hal tentang kehidupan. Beliau adalah surga dunia akhirat yang telah meninggalkan jejak-jejak kebaikan dalam diri Asti. Siapa sangka Asti yang dahulunya hanya bertengger di ketiak ibunya kini mampu tegak berdiri dalam menghadapi kehidupan yang memang harus dijalani dengan ikhlas. Semua sudah tercatat, semua sudah ditentukan dari yang di atas, apa kapan dan bagaimana peristiwa atau jalan kehidupan kita. Sesungguhnya kita tinggal menjani saja scenario hidup masing-masing. Selamat bersitrahat ‘mama’ Segala nasihat kehidupan yang pernah engkau berikan dan kini kau tinggalkan akan selalu kupelihara kujadikan bahan cerita bagi cucu-cucumu yang sering gemes andaikan kita masih bisa bersama. Tidak ada yang disesali dan tidak ada peristiwa hidup tanpa makna, Hikmah di balik sebuah kejadian tidak selalu datang di depan, yang sering adalah pemahaman akan adanya hikmah hadir di belakang hari seiring rangkaian perjalanan waktu dalam hidup. Aku tidak akan pernah melupakanmu, anakmu akan selalu di sampingmu dalam do’a yang senantiasa dipanjatkan. Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik bagimu di alam sana. Semoga si Asti kecil ini mampu memaknai hidup sebagai sebuah perjuangan dan amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Aamiin.
Kotaku Lembah Terindah
    Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H