Gelegar guntur seolah membelah langit, cahaya kilat laksana penerang bagi sang malam. Rintik yang tak kunjung usai sejak senja tadi menambah mencekam.
tok tok tok
"Bu, ada tamu." terdengar suara inah.
Aku membuka pintu kamar, heran."Siapa, Nah?"
"Tidak tahu, Bu. Karena ndak kenal, saya suruh tunggu di teras. Kasihan kalau diluar, hujan." Jelasnya tanpa kutanya.
Aku berjalan keluar, seorang perempuan muda dengan sepasang balita. Berdiri melihat aku datang.
"Maaf, saya mengganggu malam-malam."
Aku tersenyum, "Tak apa. Silahkan masuk, kita duduk didalam saja ya ? Diluar dingin, kasihan anak-anak."
Dia berjalan menggandeng kedua anaknya mengikuti langkahku. Kuminta Inah membuatkan teh hangat dan menyuguhkan pisang goreng. Kulihat kedua anak itu tergesa ingin menyantapnya tapi dicegah oleh perempuan itu.
""Biar saja, anak-anak." Kataku memaklumi. Dia tersenyum. Kuperhatikan wajah perempuan muda itu. Terlihat letih, entah berapa lama dia berjalan diluar ditengah hujan bersama sepasang balitanya, kupikir kelihatannya anak-anaknya.
"Maaf, Bu. Kedatangan saya mengganggu istirahat ibu." Basa-basi pikirku.