Mohon tunggu...
Astuti -
Astuti - Mohon Tunggu... -

seorang perempuan biasa yang ingin berusaha selalu belajar.seorang ibu bekerja dengan 1 anak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gumun

23 Agustus 2010   03:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:47 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gumun (bahasa jawa) apa ya padanan katanya dalam bahasa Indonesia? Heran ? Tapi kok rasanya tidak pas buat saya ya ? Tapi yang jelas ini salah satu penyakit norak saya- gumunan – bila sedang berada atau melihat sesuatu yang menurut saya ngga pas atau terlalu dipaksakan.

Minggu lalu ada beberapa peristiwa yang sempat bikin penyakit norak saya ini muncul.

Yang pertama saat seorang teman bercerita, kalau dia baru saja dari sebuah kantor cabang BUMN dekat kantor kami.Teman saya ini bermaksud mengajukan sebuah aplikasi dan dalam aplikasi yang harus diisinya terdapat kolom isian nomer telepon rumah. Kebetulan dia tidak punya nomer telepon rumah (lha wong saya saja memanfaatkan salah satu provider telepon seluler untuk memasang telepon di rumah) dan yang membuat saya gumun, petugas di bank itu heran (atau jangan-jangan gumun juga ya?) kok bisa pegawaikementrian kami tidak punya nomer telepon rumah. Lha, memang ada hubungannya ya telepon rumah dengan pekerjaan atau profesi atau memang ada yang salah ?

Yang kedua, kebetulan minggu lalu ada undangan buka puasa di sebuah komunitas ibu-ibu. Di komunitas seperti ini penyakit norak saya ini memang lebih sering muncul hehehe…………… Karena Saya memang terlahir (atau memang banyak mencontoh ibunda saya ? ) sebagai perempuan yang kurang suka (atau kurang pintar ya ?) bersolek atau sejenisnya. Sejak dulu yang terpenting untuk saya adalah kenyamanan. Nah, seperti biasa banyak aktifitas yang melibatkan ucapan ( ngobrol) dari yang ngalor ngidul sampai yang dagang. Gumun saya diawali dari cerita seorang teman pada saat teman yang lain menggelar dagangannya.Kata teman saya ini, uh………dasar pedagang. Kenapa ? ga suka ya ga usah beli, jawab saya. Tapi dia ini keterlaluan banget, masa habis mudik bulan lalu ditanya oleh-oleh njawabnya ada, tapi dilabeli harga semua ??????? hahahaha…….saya tertawa terbahak-bahak. Yang aneh siapa kalau begini ?

Belum lagi kebiasaan belanja para ibu itu yang sering membuat saya gumun, berapa ya uang belanja bulanan mereka ? hehehe………atau saya yang salah masuk lingkungan ya ? Dan pada saat saya hanya senyum saat ditawari berbagai dagangan itu, komentar yang muncul ……….. Ah masa pegawai ###### ngga punya uang ? Ngga modis pula …. Lho…….emang harus ya ? Ternyata saya baru tahu !! hehehe ……lagi-lagi penyakit norak saya muncul.

Terlepas dari memang saya yang norak atau salah masuk llingkungan, semua justru menjadi bahan instropeksi diri untuk saya. Kebiasaan masyarakat yang sering menciptakan image tentang orang lain sering kali membuat orang berusaha membuat image yang terkesan “WAH”. Dan ini sering tidak disadari menjadi pemicu untuk melakukan banyak hal yang menyimpang. Rasanya tidak perlu dijelaskan panjang lebar penyimpangan yang sering membuat orang terjatuh itu ya ??? yang penting ternyata penyakit norak saya yang bernama “GUMUNAN” ternyata bermanfaat juga.

Salam Gumun ……………….

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun