Mohon tunggu...
Astuti -
Astuti - Mohon Tunggu... -

seorang perempuan biasa yang ingin berusaha selalu belajar.seorang ibu bekerja dengan 1 anak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dian kok Gelap

22 Juni 2011   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:17 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Huh, Dian bersungut-sungut masuk ke dalam rumah.

Untuk bocah kelas lima Sekolah Dasar itu, hari ini benar-benar mengesalkan. Teman-temannya dengan sangat bahagia mengejeknya, bahkan di sepanjang perjalanan pulang.

Dihempaskannya tubuh mungilnya ke atas ranjang. Dilihatnya lengan kanannya lalu lengan kirinya setelah kemudian beranjak ke depan cermin. Kulitnya memang berwarna hitam, coklat gelap tepatnya.

Ketukan pintu kamar mengganggu keasyikannya. Mbok Nah memanggil mengingatkannya untuk makan siang. Tapi Dian menolak. Tak bernafsu ia untuk makan hari ini. Hatinya benar-benar kesal.

Hingga malam Dian tak beranjak dari kamar.

"Dian.." Panggilan lembut Ibu sembari mengetuk pintu kamar.

"Kita makan yuk, Sayang." Ajak Ibu.

Dian tak beranjak juga.

Lalu pintu perlahan dibuka. Dian menelungkupkan wajahnya ke bantal, pura-pura tidur.

"Ibu tahu Dian belum tidur. Kata Mbok Nah, Dian belum makan sejak tadi siang. Ada pepes ikan dan sayur sop lho....." Bujuk Ibu.

Sebenarnya Dian lapar, tapi hatinya benar-benar belum bisa diajak berdamai. Tiba-tiba suara Ayah terdengar mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun