Mohon tunggu...
Astuti -
Astuti - Mohon Tunggu... -

seorang perempuan biasa yang ingin berusaha selalu belajar.seorang ibu bekerja dengan 1 anak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan-perempuan Perkasa di Perlintasan Kereta Api

10 Desember 2010   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:51 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat berangkat kerja tadi pagi, laju motor saya terhenti di perlintasan kereta api dekat stasiun senen. Banyak motor yang meng-klakson dan menyeropot walau palang sudah menutup. Pemandangan biasa di tempat itu, memang biasanya palang pintu tertutup agak lama bahkan bisa mencapai lima menitan. Tapi pagi ini saya memilih menepi agak ke kanan dan memberi jalan bagi mereka yang memilih menyerobot.

Entah kenapa, saya ingin tenang menikmati pemandangan di sekitar perlintasan pagi tadi. Dan benar, lagi-lagi "teguran" untuk saya yang hadir lewat pemandangan lalu lalang manusia.

Melintas perempuan-perempuan perkasa, yang berjalan membelah paagi. Mencari setetes rejeki demi melanjutkan hidup.

Perempuan pertama yang melintas, seorang perempuan setengah baya dengan gerobak berisi minuman-minuman dalam kemasan.

Perempuan kedua, seorang nenek yang masih begitu perkasa menggendong bakul jamu. Berjalan melintasi rel kereta api.

Perempuan ketiga, seorang perempuan setengah baya juga. Memikul karung yang masih kosong, kelihatannya pemulung.

Perempuan keempat, seorang ibu yang mendorong gerobak sayur.

Betapa malu rasanya saya. Tak pernah dalam hidup, harus menanggung beban berat-dalam arti sebenarnya- seperti mereka. Tapi masih sering mengeluh, kelelahan menjalani rutinitas, beban pikiran karena harus berbagi waktu dan prioritas hidup.

Ah, mereka memang perempuan-perempuan perkasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun