sore tadi kau berjalan dengan serampangan angin menggigit kedua sikumu "sudah kuduga aku akan tenggelam di sini", katamu jalanan akan semakin rapat, saat waktu semakin mendesak kau merangsak arus, kemudian masuk berdiri di depan perempuan ayu, yang duduk dengan dagu tirus semut-semut menjilati kedua tumitmu ingin kau letakkan perut di bahu jalanan sebab kaki gemetar mencari sandaran sambil mengelus gemas isi perut matamu tajam menghantam jendela "usahlah kau lahir wahai janin, jika nanti tak punya hati!" rembangpetang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H