MEMPERTEGAS KEBIJAKAN PENDIRIAN
PATUNG SIWA/MAHA DEWA GILIMANUK
Kabupaten Jembrana tidak henti-hentinya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tiada maksud lain adalah untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, Kabupaten Jembrana juga ingin mempersolek (memperindah) dirinya dengan penampilan yang seindah mungkin walau modal untuk pembangunan dirasa kecil (baca PAD). Dengan maksud agar bisa dilihat bukti perkembangan daerah. Perlu diketahui, bahwa Kabupaten Jembrana adalah Kabupaten paling barat di Pulau Bali/di Provinsi Bali. Kabupaten Jembrana merupakan pintu gerbang masuk ke Bali melaui jalur darat dari arah Barat (baca: Pulau Jawa). Dengan demikian, banyak hal yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana agar bisa dinikmati oleh masyarakatnya sendiri, pendatang atau wisatawan yang memasuki Pulau Dewata. Salah satu hal yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana adalah rencana pendirian Patung Siwa atau Mahadewa (baca: Siwa sebagai penguasa arah Barat) di Gilimanuk yang notabene sebagai pintu terbarat Pulau Dewata. Maksud pendirian patung tersebut adalah agar memberikan kesan kepada masyarakat atau wisatawan tentang nuansa yang berorientasi budaya dan adat Bali yang sudah mulai ditunjukkan mulai dari ujung baratnya Bali atau dari ujung Jembrana .
Membaca tentang berita di Jawa Post (baca: Radar Bali), tanggal 6 Juni 2014 halman 29 tentang pendirian Patung Siwa di Glimanuk perlu diberikan apresiasi. Rencana pendirian Patung Siwa yang digagas oleh Kantor Lingkungan Hidup, Pertamanan dan Kebersihan (LHPK) Pemkab Jembrana sebagai pendamping Patung Budha yang telah berdiri di depan Wihara Empu Astapaka Gilimanuk, saya sebagai warga dan masyarakat Hindhu Jembrana tertarik untuk bertukar pikiran (baca: dharma tula dalam tatwa Hindhu) terkait hal tersebut, merujuk pada Tatwa/Theologi Hindhu memang Patung Siwa dinilai kurang cocok untuk diletakkan diposisi baratnya Bali/Jembrana. Tetapi, alternatif yaitu pendirian Patung Mahadewa sangat saya kira sangat cocok sekali atau relepan jika didirikan di bagian paling barat Pulau Bali atau di wilayah Gilimanuk dan sudah sesuai dengan Tatwa/Theologi Hindhu. Dan rencana pendirian Patung Mahadewa sebagai rencana alternatif sangat perlu kita berikan apresiasi positif sehingga segala program yang direncanakan pemerintah agar bisa terlaksana dengan Baik. Rencana pendirian patung tersebut merupakan serapan dari APBD induk sebagai pendampingan bantuan Pusat mengenai penataan Gilimanuk dari Satker LP ( Satuan Kerja Lingkunagn dan Pemukiman) pusat.
Dewa Mahadewa sebagai simbol penguasa arah Barat (baca: Bagian Barat) . Apalagi dengan pendirian Patung Dewa Mahadewa akan memberikan ciri yang bernuansa budaya dan adat Bali baik bagi masyarakat Bali sendiri maupun bagi pendatang atau wisatawan. Tekinis dilapangan menurut analisis saya dan beberapa teman-teman dari Jembrana yang ada di Jimbaran, alternatif penempatan untuk pendirian Patung Mahadewa adalah bisa ditempatkan di kawasan “Pantai Water Be” (baca: bekas Kawasan Hotel Nusantara) dan menghadap ke barat akan memberikan kesan “selamat datang” kepada para wisatawan dan juga akan terlihat dari gerbang atau Kori Agung Pelabuhan saat kapal-kapal akan segera bersandar yang datang dari pelabuhan ketapang. Perlu diketahui, bahwa perkembangan pembanguna di segala bidang Kabupaten Jembrana sedang digenjot habis-habisan dibawah Kepemimpinan Bupati I Putu Artha.
Diharapkan program tersebut dilaksanakan melalui lintas kedinasan atau sektoral juga dengan mengedepankan aspek ekonomi yaitu pembangunan dengan modal yang sehemat-hematnya dengan ekspektasi yang sebesar-besarnya, sehingga tidak ada anggapan atau penilaian bahwa serapan APBD rendah untuk di kemudian hari. Saya pribadi sebagai putra asli Jembrana mengharapkan agar proyek tersebut bisa terlaksana dengan baik, karena program tersebut merupakan cerminan dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Jembrana yang salah satunya, Pemerintah Kabupaten Jembrana sedang focus (konsentrasi) dalam pengembangan destinasi dan kawasan pariwisata. Oleh sebab itu, saya mengharapkan komponen trias politika Jembrana agar bisa menterjemahkan rencana tersebut menjadi program relaita dalam APBD/P 2014 atau 2015. Sehingga visi dan misi Pemerintah Kabupaten Jembrana terlihat nyata, bukan sekedar wacana. Dan saya pribadi siap mendukung kebijakan-kebijakan Pemerintah Kabupaten Jembrana yang dinilai baik bagi masyarakat di bawah kepemimpinan Bupati I Putu Arta.
Oleh I Ketut Juli Agus Budi Arta S.AP
Salam Mekepung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H