Bonus demografi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yaitu berkisar antara 16 hingga 65 tahun. Peningkatan tersebut diikuti pula dengan menurunnya angka kelahiran serta kematian. Menurut  Jimmy Ginting (2016), bonus demografi adalah meningkatnya atau meledaknya jumlah penduduk usia produktif. Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030 sampai 2040. Masa ini dapat menjadi sebuah waktu yang tepat untuk memajukan bangsa.
Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang menjadi negara maju di masa depan tentu saja membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang banyak dan layak. Adanya massa usia produktif yang melimpah, maka dapat memberikan dampak yang positif bagi Indonesia terlebih dalam sisi ekonominya.
Dampak positif dari bonus demografi salah satunya adalah  adalah kemajuan ekonomi. Ketika populasi usia produktif mampu mencukupi kehidupan mereka sendiri, atau bahkan menopang mereka yang tidak berada di usia produktif. Hal ini akan berdampak langsung pada kondisi ekonomi negara dengan membaiknya perekonomian dan kesejahteraan warga Indonesia.
Dampak positif lainnya adalah terjadinya peningkatan peluang tenaga kerja. Akan banyak bisnis yang membuka kandidat komperten untuk mebgisi posisi penting di perusahaan. Selain itu, tentu saja karena dengan melimpahnya jumlah warga usia produktif di Indonesia maka akan terjadi pula perkembangan di berbagai sektor di Indonesia seperti misalnya dalam sektor politik, kesehatan, perbankan, dan masih banyak lagi yang tentu saja membutuhkan tenaga kerja yang kompeten untuk menggantikan pegawai terdahulu yang sudah memasuki masa pensiun.
Dampak positif dari bonus demografi memang terlihat sangat meyakinkan dan menjadi masa yang ditunggu-tunggu oleh warganya, tapi bonus demografi juga membawa dampak negatif bagi Indonesia apabila tidak dapat dikelola dengan baik.
Dampak pertama dari bonus demografi ini adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Banyaknya usia produktif yang diperkirakan mencapai 70% dari total seluruh populasi, maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan pun akan semakin sulit dengan begitu banyaknya pelamar yang juga mendaftar untuk kerja. Apalagi di era saat ini yang semuanya sudah berubah ke berbasis elektronik, akan semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaannya karena digantikan oleh teknologi. Â Persentase tersebut akan menjadi ancaman untuk sebuah negara apabila tidak ada persiapan untuk menjemput peluang tersebut. Angka pengangguran akan meningkat drastis apabila tidak ada antisipasi untuk mencapai generasi yang berkualitas.
Dampak negatif selanjutnya adalah kualitas SDM yang rendah. Dengan adanya bonus demografi ini, negara harus siap untuk menghasilkan generasi yang berkualitas. Dengan persaingan yang ada maka nantinya hanya orang yang kompeten yang akan mendapat pekerjaan dan menyisakan orang-orang dengan SDM rendah. Beberapa langkah yang dapat menjadi sebuah solusi adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih memiliki begitu banyak kekurangan. Juga, memperluas akses pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia dengan biaya yang tidak membebankan semua pihak karena hingga saat ini, banyak yang belum bisa menggapai impian pendidikan mereka karena mahalnya biaya pendidikan di tahun ini.
Dampak lainnya adalah peningkatan aging population atau usia tua/lansia. Karena dengan tidak adanya persiapan baik menyambut bonus demografi di masa depan nanti maka hanya akan menghasilkan generasi lansia saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H