Mohon tunggu...
Astro Doni
Astro Doni Mohon Tunggu... Lainnya - kausalitas dalam ruang dan waktu

menulis, memerdekakan!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film: Demi Ucok yang Haha

6 Desember 2012   11:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:06 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

apa yang dipersatukan Tuhan (jangan diceraikan manusia - jawaban di gereja) (bisa) dipisahkan oleh Pengadilan Negeri- jawaban di film 'Demi Ucok'

 [caption id="" align="alignnone" width="534" caption="demi ucok | demiapa.com"][/caption]

Kacau ni film, lucu abis!

Di dunia jurnalistik Indonesia ada beberapa Boddhisatva. Mereka adalah para jurnalis tingkat dewa yang merendahkan dirinya hingga hanya menulis yang remeh-temeh saja. Sesuatu yang dianggap orang sebelah mata. Bondan Winarno misalnya, pencetus jurnalistik model bisnis ekonomi populer. Dia rela di penghujung senja menulis tentang kuliner. Sesuatu yang remeh dan tidak penting. Tapi lihatlah ulasan beliau tentang makanan yang sangat detail dan rapih. Sangat hebat untuk sebuah karya jurnalistik. Tulisan beliau jadi rujukan bagaimana menulis tentang makanan, perjalanan yang khas Indonesia.

Begitu pun Leila Chudori, wartawati tingkat dewa lainnya yang sangat mahir menulis tentang sastra. Sekarang beliau sangat banyak menulis resensi film. Resensi beliau menjadi semacam kitab suci reportase yang tidak ada duanya. Lucu, menghibur, dan enak sekali dibaca. Sungguh, saya bersyukur bisa membaca ulasan beliau berdua. Meniru kemudian mengembangkannya sesuai karakter saya.

Majalah TEMPO minggu ini mengulas sebuah film 'Demi Ucok', yang secara mengejutkan meraih 8 nominasi film di FFI 2012. Yang lebih dahsyat lagi, film ini dibuat secara gotong-royong. Intinya film ini dibuat dengan model universal budget. Siapa pun boleh menyumbang sampai terkumpul jumlah dana yang dibutuhkan. Kreatif dan inovatif. Sebuah jawaban bagi sineas muda yang lagi-lagi terjebak pada paradigma lama tentang modal yang sulit untuk diraih.

Jika Leila Chudori saja memuji habis-habisan film ini. Saya percaya ini adalah sebuah film yang istimewa. Sebagai sutradara/penulis skenario, Sammaria Simanjuntak yang sebelumnya merilis film Cin(T)a. Lalu ada Mak Gondut ibu kandung Sammaria yang dinominasikan menjadi pemeran utama wanita terbaik FFI 2012. Geraldine Sianturi berperan sebagai Gloria yang juga dinominasikan menjadi pemeran pembantu  FFI 2012. Simak saja trailer video di bawah ini.

Seperti apa kelucuan yang saya maksud? Coba perhatikan sebentar cuplikan berikut

Kebudayaan Batak yang menghentak

Ada tiga hal yang menarik untuk dicermati dari fim Demi Ucok.

(i) Informasi dan edukasi kebudayaan Batak, kita akan disuguhkan sekelumit rumitnya kebudayaan Batak. Film ini jadi semacam ensiklopedi kebudayaan Batak terbaru. Yang dekat dengan dunia kita (tahun 2012) dan penyajian yang umum. Mudah dimengerti oleh siapa pun. Anda tahu, apa yang paling menarik dari film ini? Musiknya? Ah gondang Batak yang bertalu-talu, disusul seruling batak yang rancak itulah yang mengajak kita untuk menari. Mantap!

(ii) Film sebagai jawaban jenaka persoalan kultural, saya suka sekali pendekatan yang dilakukan Sammaria. Cerdik, jujur dan hati-hati. Tidak seperti pendekatan kultural Monty Tiwa yang menyajikan masalah keluarga yang pelik. Dalam film Batak lainnya 'Maaf saya menghamili istri Anda!' Pelik banget, ada unsur jenakanya sih, tapi cenderung maskulin dan keras. Di film ini, sifat feminim lebih ditonjolkan. Jadi persoalan antropologis yang ruit bisa dicerna.

(iii) Kekerabatan yang erat keluarga Batak, walaupun Leila Chudori mengangkat konsep crowd-funding. Tapi saya berani taruhan, ini adalah gotong-royong arisan simatua doli, simatua boru, nantulang naposo, opung bao, namboru, opung mangulahi, amang mangulahi. Baik di Indonesia maupun di luar negeri. Haha.. Hebat sekali kekeluargaan orang Batak ini. Sammaria haruslah bersyukur hidup di tengah-tengah komunitas Batak yang rukun dan kompak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun