100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah lewat, namun sampai saat ini kerja para menteri Kabinet Kerja belum terlalu terasa oleh publik. Hanya beberapa saja yang telah menunjukkan kinerja mereka secara nyata. Ada yang telah beraksi melalui kebijakannya yang mengundang pro kontra, namun ada juga yang ucapannya justru mendapat kritikan yang luar biasa jeleknya karena dirasa tidak bisa menanggapi suatu masalah dengan baik, namun justru menambah masalah dengan ucapan yang kurang pantas.
Berdasarkan survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), diketahui bahwa hanya segelintir masyarakat Indonesia yang tahu dan mengatakan mereka puas akan kinerja para menteri pemerintahan Jokowi. Wacana akan diadakannya reshuffle ini tentu menjadi suatu hal yang baik apabila para menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja saat ini tidak bisa menjalankan tugas mereka dengan baik. Sebab, saat ini kita sedang benar-benar membutuhkan orang yang benar-benar mau untuk bekerja memperbaiki Negara ini menuju Negara yang lebih baik lagi.
Kita tidak butuh orang-orang yang hanya ingin memperkaya diri mereka sendiri. Kita butuh orang yang mau membela kepentingan bersama untuk kesejahteraan yang seadil-adilnya. Reshuffle itu sendiri juga dilakukan atas dasar indikator-indikator penilaian kinerja para menteri yang dibuat oleh presiden. Sehingga reshuffle itu sendiri memiliki alasan yang kuat untuk dilaksanakan. Dalam hal ini, presiden harus berani secara tegas untuk mengambil suatu keputusan, sehingga presiden sendiri memiliki pendirian yang kuat tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H