Mohon tunggu...
Astri Novianingrum
Astri Novianingrum Mohon Tunggu... Freelancer - Ruang belajar

Berusahalah sebelum kamu benar-benar tidak bisa berusaha. :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelecehan Diplomasi Presiden Brasil kepada Duta Besar RI

22 Februari 2015   20:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum selesai ketegangan antara Indonesia dengan Australia, kini Indonesia dikejutkan dengan penolakan credentials atau surat kepercayaan dari Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) Toto Riyanto oleh Presiden Brasil Dilma Roussef. Pembatalan undangan dalam upacara khusus di Istana Presiden Brasil ini tentu sontak menuai reaksi dari pemerintah Indonesia. Duta besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto yang terpilih menjadi Duta besar baru pada Oktober lalu pada hari dimana acara diselenggarakan telah tiba di Istana Presiden Brasil sesuai undangan, namun ketika tiba disana justru mendapat informasi pembatalan secara mendadak.

Tentu ini tidak bisa diterima oleh pemerintah Indonesia, karena hal ini sama saja dengan pelecehan terhadap wakil Indonesia yang berada di Brasil. Dengan kejadian yang tidak hormat ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia pun langsung memutuskan untuk menarik Toto pada Jumat malam pukul 22.00 sebagai bentuk protes keras atas tindakan tidak bersahabat tersebut. Berdasarkan info yang beredar, Presiden Brazil Dilma Rousseff menolak menerima surat-surat kepercayaan Dubes Toto untuk menunjukkan kemarahan dia atas eksekusi mati seorang warga Brazil bulan lalu. Namun hal ini tentu saja termasuk sesuatu yang tidak sopan dan tidak beretika.

Sebagai negara demokratis yang berdaulat dan memiliki sistem hukum yang mandiri serta tidak memihak, maka tidak ada negara asing atau pihak manapun yang dapat mencampuri penegakan hukum di Indonesia, termasuk terkait dengan penegakan hukum untuk pemberantasan peredaran narkoba. Indonesia tidak boleh didikte oleh Negara lain, sebab Indonesia sendiri memiliki aturan hukum yang berdasar pada konstitusi dan hal ini tentu disetiap Negara berbeda-beda.

Apabila hal ini dikaitkan dengan eksekusi mati warga Brasil di Indonesia, tentu mereka juga harus berpikir tentang dampak yang diterima Indonesia akibat kejahatan narkoba yang dilakukan warga mereka. Pelecehan yang dilakukan Negara Brasil ini tentu akan berdampak juga terhadap hubungan perdagangan antara kedua belah pihak. Ketika Brasil tidak segera minta maaf kepada pemerintah Indonesia, tentu kita harus menyiapkan diri menghadapi segala konsekuensi yang akan terjadi seperti pembatalan pembelian alat-alat pertahanan dari Brasil, pembatalan impor daging sapi dari Brasil dan lain sebagainya

Dalam hubungan internasional, hubungan antar negara sangatlah diperlukan untuk menjalin kerjasama antara kedua belah pihak. Namun, apabila dalam hubungan tersebut ada masalah, alangkah lebih baik apabila negara yang merasa bermasalah mencoba menyelesaikannya secara baik-baik. Bukan dengan cara melecehkan salah satu negara yang bermasalah. Sebab, dalam hubungan antar negara diperlukan saling pengertian dan kerjasama. oleh sebab itu, tentu tindakan yang dilakukan oleh pihak Brasil harus diperbaiki karena itu merupakan tindakan yang tidak baik.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun