Kali ini saya akan menganalisa film pendek yang berceritakan tentang kehidupan yang terjadi dalam masyarakat. Dan film pendek ini berjudul “si belang dan barang bekas.”
Dia adalah seorang pria yang bernama Belang. Sejak kecil hingga dewasa dia tinggal dengan neneknya. Keberadaan orangtu nya pun tak tau dimana. Belang adalah seorang pria muda yang malas. Dan beruntungnya Belang mempunyai nenek yang baik, humoris, dan mempunyai semangat anak muda, meskipun umurnya sudah lansia. Di pagi hari si Belang terbangun dari tidur nyenyaknya karna ada suara music yang mengganggunya, dan ternyata suara music itu dari radio tua sang nenek. Dan akhirnya Belang pun keluar untuk menemui neneknya yang sedang asik senam di pagi hari dan menggunkana pakaian yang sangat seksih layaknya anak-anak muda masa kini. Dan Belangpun langsung bertanya kepada nenek, apakah ada makanan untuk sarapan pagi? Namun ternyata, setelah belang menghentikan kakinya di dapur, makanan untuk sarapan pagi pun tidak ada. Jangankan makanan, minuman aja tidak ada. Lalu Belang beranjak ke kamar untuk mencari simpangan uang di dalam celengan nya, dan ternyata di dalam celengan itu ada uangnya, tetapi hanya lima ratus perak. Belangpun langsung keluar rumah untuk mencari pinjaman uang ke temennya, tetapi tak ada satu orang pun yang mau meminjamkan uang ke si Belang. Akhirnya Belangpun sudah kehabisan akal untuk mencari pinjaman uang, dan akhirnya dia memilih untuk memalaki anak SMP dan SMA. Dan setelah itu Belang langsung berjalan lagi untuk mencari pinjaman uang, dan pada saat dia berjalan dia bertemu seorang wanita cantik, dan Belangpun langsung berhayal kalau wanita itu adalah pacarnya. Dan tanpa disadari, si Belangpun berlutut di hadapan wanita cantik itu dan sambil memegang tas wanita it, dan wanita cantik itupun meneriaki si Belang sebagai “maling.” Secara spontan warga yang mendengar teriakan itupun langsung mengejar Belang. Selamatlah Belang dari kejaran para-para warga dengan cara bersembunyi di balik TU (telephone umum). Dan akhirnya Belangpun pulang kerumah, saat dia berjalan menuju kerumahnya, Belang melihat tulisan yang di pajang di depan rumah barang bekas yang bertuliskan “jual/beli barang bekas.” Setelah melihat tulisan itu belangpun berniat untuk mengumpulkan uang dari hasil jual barang-barang bekas yang ada, termasuk radio tua sang nenek yang selalu di pake untuk senam pagi. Dan ironisnya, sang nenek pun ikut diangkut ke dalam gerobak bersama barang-barang bekas lainnya. Sifat pemalas yang dimiliki itu adalah salah satu cirri khas dari sikap yang mempunyai objek tertentu (orang,perilaku,konsep,dan benda). Dimana Belangpun juga tidak suka menerima kritikan dari orang lain, dan gampang marah. Baginya, orang yang mengkoreksi dirinya sering kali dianggap sebagai usaha untuk menjatuhkan dirinya. Dan di film pendek ini terdapat seorang wanita yang meneriaki belang sebagai “maling.” Hal spontan tersebut yang dilakukan wanita itu dinamakan Atribusi. Atribusi itu adalah proses menyimpulkan motiv, maksud, dan karateristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak. Hal ini juga mengingatkan self-awarness. Self-awarness itu sendiri adalah kita menyadari siapa diri kita sendiri (kesadaran diri).
“sekian analisa kedua yang sudah saya buat, semoga lebih menarik dari analisa pertama yang saya buat, terimakasih”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H