Mohon tunggu...
Astrid Ayu Septaviani
Astrid Ayu Septaviani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang Muslim, Seorang Perempuan, Seorang Anak, Seorang Adik, Seorang Karyawan, Seorang Mahasiswa, Seorang Teman, dan Seorang Tante dari 3 pengacau kecil. Seorang Pengagum Maria Eva Duarte ( Evita Peron ) semenjak SMP. Evita buat saya simbol kekuatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tes Keperawanan bagi Calon Siswi SLTP/SMA/PT

29 September 2010   03:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa hari yang lalu, saya tertarik membaca sebuah berita di media online. Headline nya menarik saya untuk membaca berita tersebut secara keseluruhan. Bagi saya berita itu menarik sekaligus menjengkelkan. Beritanya memuat bagaimana Bu Linda Gumelar kurang setuju dengan usul yang disampaikan oleh seorang Anggota DPRD Jambi yang menginginkan agar diadakan tes keperawanan bagi setiap calon siswi ketika hendak masuk SLTP/SLTA/Perguruan Tinggi. Tentu saja Bu Linda menyampaikan keberatannya. Bu Linda menyatakan bahwa mendapatkan pendidikan adalah hak setiap warga negara baik itu laki - laki maupun perempuan. Bu Linda menambahkan dengan adanya tes keperawanan itu maka akan mematahkan masa depan anak perempuan. Ya walau usul itu baru sebatas wacana, dan katanya juga tidak disetujui oleh Pemerintah setempat. Namun saya pikir, kurang bijak bila seorang Anggota Dewan mengusulkan usulan semacam itu.

Walau hanya sebuah usul, saya rasa para anggota Dewan harus memikirkannnya terlebih dahulu. Karena walau hanya sebuah usulan, itu tetaplah memiliki arti dan memicu reaksi. Buktinya Bu Linda pun merespon usulan tersebut, termasuk saya yang membaca beritanya. Apa anggota dewan yang katanya terhormat itu tidak berfikir bagaimana bila usulannya itu diterima. Apa kalau ternyata tidak lulus tes keperawanan sudah bisa dipastikan para remaja ini tidak bisa sekolah?? Ada berapa banyak remaja perempuan yang tidak bisa melanjutkan jenjang SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi karena dia tidak perawan?? Padahal kalau ditelaah, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan keperawanan seorang perempuan hilang. Kecelakaan Olahraga, kecelakaan lalu lintas, cek kesehatan ( kanker ) dan banyak lagi. Jadi bukan hanya karena hubungan seks semata.

Mau jadi apa para remaja ini?? mau hidup dari mana?? apa ada lapangan kerja yang mau menerima lulusan SD dan SMP?? apa ini gak sama artinya dengan pembodohan perempuan?? lalu lari kemana mereka nantinya?? Prostitusi?? perdagangan perempuan?? TKW?? PRT?? apa hanya itu saja takdir pekerjaan dan hidup perempuan Indonesia?? siapa yang bertanggungjawab atas hidup mereka yang tak bisa mulia itu?? Apakah anggota Dewan yang katanya terhormat itu?? jawabnya "tidak ada yang bertanggungjawab". Mungkin akan banyak GG.Dolly di Indonesia, tidak hanya di Surabaya saja. Gg.Dolly saja selalu menjadi pertanyaan besar bagi warga Surabaya, sudah berapa pejabat pemerintah berganti tapi toh tetap tak mampu memberikan solusi yang jitu selain dari pengurangan jumlah penghuni Gg.Dolly yang ternyata masih saja tetap banyak.

Semakin banyak perempuan yang berkecimpung dalam dunia prostitusi maka semakin meluas pula penyebaran virus HIV, semakin bertambah juga jumlah penderita AIDS, serta semakin marak pula penyakit-penyakit lainnya. Apa itu semua dipikirkan oleh si Anggota Dewan yang mengusulkan itu?? Tidak layak rasanya hal semacam ini dilontarkan dari seseorang yang katanya wakil rakyat dan terhormat. Semoga para Anggota Dewan kita lebih berhati - hati lagi dalam menyampaikan usulannya, dipikir dulu baru disampaikan.

Seperti kata Bu Linda, sudah menjadi tugas para remaja itu untuk menjaga keperawanannya. Dan sudah menjadi tugas kita bersama sebagai orang tua, guru dan keluarga untuk mengawasi, mendidik, dan memberikan bimbingan dan pendidikan seks kepada para remaja perempuan dan pria kita. Beri tahu mereka dampak negatif dari hubungan seks bebas agar mereka mengerti betul apa dampaknya. Saya rasa itu jauh lebih bijak. Memberikan pendidikan seks lebih bijak dan lebih efektif ketimbang mengadakan tes keperawanan sebagai syarat masuk SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Toh, kita juga tidak mau kan bila anak cucu kita lahir dari perempuan yang bodoh?? perempuan yang tak berpendidikan?? Tentunya Anda para Ayah juga ingin melihat anak perempuan dan cucu perempuan Anda memiliki karir yang bagus atau perusahaan sendiri mungkin?? Semoga ini bisa menjadi bahan masukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun