Mohon tunggu...
Astrid Rahma
Astrid Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer

Senang membaca buku-buku bergenre fantasi dan mempelajari kosakata baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Hidup Ikan Tak Bersayap

16 September 2024   15:56 Diperbarui: 16 September 2024   15:58 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepakatan tercapai, aku direkrut sebagai bagian dari mereka. Tugasku mulanya sederhana, yakni membersihkan sarang.

Aku membersihkan sarang bersama para lebah pekerja yang lain dengan telaten. Oh Tuhan, megah sekali sarang ini!

Di sisi lain, ada pula lebah-lebah pekerja gagah yang bertugas mengawal sang Ratu. Ada pula yang tugasnya memastikan keamanan sarang ini, dan tugas-tugas lainnya. Aku jadi tidak sabar untuk mencobanya satu persatu.

Waktu terus berjalan, aku sangat senang dengan kesibukanku sebagai lebah pekerja. Kami bepergian menyapa bunga-bunga cantik, kemudian dipersilahkan mencicipi nektar mereka. Rasanya sangat manis dan enak! 

Di sela-sela istirahat, sesekali kami bermain-main dengan bola kayu yang seukuran dengan tubuh kami, menggelinding ke sana kemari untuk menghibur diri. Setelah itu, kami kembali ke sarang.

Aku sangat mencintai kehidupanku yang sekarang. Hey, burung parkit, bagaimana denganmu? Sudah lama tak kudengar kabarmu dari para merpati.

Setelah sekian lama bekerja, tiba-tiba saja aku diberikan jabatan sebagai salah satu pengawal ratu. Saking bahagianya, aku sampai lupa kalau diriku bisa saja berubah lagi sewaktu-waktu.

Benar saja, saat tengah malam, aku merasa mual. Kulihat tubuhku mulai membesar. Apakah ini saatnya aku berubah menjadi burung parkit? 

Sepertinya, aku harus segera keluar dari sarang ini.

Lama-lama aku semakin membesar. Tumbuh pula paruh dan sebuah sayap besar yang menggantikan sayap kecilku. 

Oh ... Aku tidak berubah menjadi burung parkit---tunggu dulu, burung apa ini? Aku tidak pernah melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun