Indonesia adalah negeri yang kaya. Ada banyak lahan tidur di negeri ini sebenarnya, sayangnya ada banyak juga manusianya yang tidur. Sebagai negara agraris Indonesia telah dianugerahkan tanah yang subur. Begitu suburnya, bahkan tongkat pun bisa jadi tanaman. (Foto Koleksi Pribadi)
Kekayaan alam Indonesia bukan hanya sebatas lapisan atas tanahnya yang subur. Lebih dari itu, di dalam tanah Indonesia juga terkandung banyak sekali kekayaan alam. Ada emas, tembaga, minyak, gas bumi dan masih banyak lagi mineral berharga yang terkandung di dalamya. Untuk mengambil kekayaan alam yang ada di bagian dalam bumi Indonesia memang mau tidak mau harus menggali dari permukaan tanah hingga kedalaman yang diinginkan. Penggalian ini tentu saja menyebabkan pemandangan yang tidak enak dipandang. Selain itu struktur tanah juga bisa saja menjadi rusak. Belum lagi ekosistem flora dan fauna disekitarnya yang terganggu akibat aktifitas ini. Namun sayangnya hasil tambang yang bisa diambil di dalamnya belum bisa dinikmati oleh masyarakat di sekitarnya secara maksimal. Ini karena penambang besar yang mengeksploitasi sebuah wilayah penambangan justru bukan berasal dari penduduk sekitar. Ini bisa saja terjadi karena pengetahuan tentang cara menambang yang optimal belum dimiliki oleh masyarakat sekitar. Begitu juga keterbatasan modal untuk menambang. Jadi tidak heran jika ada pihak dari luar daerah bahkan luar negeri dengan ilmu pengetahuan tentang pertambangan serta permodalan yang baik bisa menguasai suatu wilayah tertentu dan mengambil hasil tambang di daerah tersebut secara optimal. Satu hal yang harus diingat memang, bahwa semua kekayaan alam yang ada di permukaan ataupun di dalam bumi Indonesia bukan hanya milik kita. Namun ada bagian dari anak cucu kita untuk kehidupan mereka nantinya. Oleh karena itu penambangan secara bijaksana sangat diharapkan untuk tetap meningalkan hak bagi anak cucu kita nantinya. Apapun itu setiap hal yang berlebihan memang tidak pernah baik. Begitu juga dengan penambangan.
Kekayaan alam berupa tembaga di bumi Sumbawa Barat ditemukan pertama kali oleh team New Mont pada tahun 1990. Penemuan ini berupa cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Sejak saat itu pengkajian dampak lingkungan terus dilakukan selama 6 tahun. Setelah menerima dokumen ANDAL pada tahun 1997 maka pembangunan Proyek Batu Hijau pun dimulai dan baru mulai beroperasi penuh pada tahun 2000. Tambang terbuka Newmont terletak di kecamatan Maluk dan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat. Tembaga merupakan hasil tambang utama di sini namun ada juga emas dan perak sebagai mineral ikutan. Untuk meningkatkan nilai jual maka bijih mineral yang dihasilkan di sini diolah menjadi konsentrat yang bisa dipasarkan dan mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Untuk tetap menjaga keberlangsungan ekosistem di sekitar tambang sejak tahun 2004 PT New Mont telah membuat 1.518 terumbu karang buatan yang ditempatkan di sejumlah perairan di Sumbawa Barat dan dipantau secara berkala. Selain itu sebanyak 79 jenis bibit pohon lokal juga ditanam di area reklamasi untuk menghindari bahaya longsor dan mengembalikan kesuburan tanah juga menjada kualitas air tanah yang ada.
Saat ini PT New Mont memiliki sekitar 9000 karyawan dan 63% nya merupakan penduduk lokal Nusa Tenggara Barat. Kepedulian New Mont pada generasi penerus juga dibuktikan dengan program-program CSR yang bisa memberikan peningkatan secara nyata pada pendidikan, kesehatan, budaya serta ekonomi masyarakat sekitar. Sebagi penulis buku anak, saya ingin menulis buku anak (non fiksi) tentang tambang dan kehidupan disekitar tambang. Saat ini belum ada buku anak yang seperti itu. Saya ingin menuliskannya dengan pendekatan anak dan bahasa yang ringan dan mudah diterima oleh anak. Menurut saya, kekayaan alam yang ada di Indonesia ini adalah milik anak cucu yang kita pinjam. Jadi anak-anak juga berhak tahu tentang apa itu tambang dan kehidupan disekitarnya. Saya berharap pengetahuan tentang tambang dan kehidupan di Newmont bisa menjadi pioner yang menginspirasi tambag-tambang lain untuk memberikan edukasi serupa untuk anak-anak. Saya juga berharap, buku yang saya tulis ini nantinya bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak agar bisa menjadi orang-orang yang bijak dalam mengelola kekayaan alam. Selain itu juga membuat anak-anak menyadari betapa kayanya negeri Indonesia ini, sehingga mereka nantinya bisa mempunyai rasa cinta pada Indonesia yang tinggi. Hingga nantinya anak-anak bisa mempunyai niat kuat untuk memberikan hal yang terbaik yang bisa ia berikan bagi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H