Mohon tunggu...
Nadia Astriani
Nadia Astriani Mohon Tunggu... -

ibu satu anak yang diamanahi mendidik penerus-penerus bangsa...menulis untuk belajar jujur pada diri sendiri dan belajar berlapang dada menerima berbagai respon yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hilangnya Si Gulai Pakis

13 September 2010   13:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Idul fitri selalu ditandai dengan makanan-makanan khas. Di rumah saya menu itu berarti: ketupat, opor ayam, rendang daging, ati dan paru, gulai itiak cabe ijo, sambel goreng ati ampela dan gulai pakis.
Menu-menu tersebut adalah andalan keluarga dan diturunkan dari nenek saya dari pihak ibu yang keturunan Minangkabau. Menu yang tidak biasa di tanah Padjadjaran ini. Alhasil setiap lebaran gulai itiak dan rendang menjadi rebutan sanak saudara saya yang berdarah Sunda.

Tapi seiring berjalannya waktu ada satu menu yang hilang semenjak 3 tahun yang lalu. Menu itu adalah gulai pakis. Entah mengapa sayur yang satu itu kini sulit ditemukan di kota Bandung entah itu di pasar kosambi, pasar kebon kalapa, pasar cihapit maupun pasar sederhana(anda yang orang Bandung akan paham bahwa pasar2 itu terletak di empat penjuru Bandung yang berbeda) bahkan ketika uwa, bibi dan ibu saya khusus menitip pada tukang sayur.

Bagi saya perkara tidak adanya gulai pakis ini bukan semata-mata hilangnya satu macam menu di hari raya, melainkan tanda-tanda ketidakseimbangan ekologi yang melanda kota Bandung. Mengapa? Tanaman pakis yang biasa dibuat gulai oleh ibuku adalah tanaman yang biasa ada di dataran tinggi dan tumbuh liar di tebing-tebing atau lahan penggembalaan.

Hilangnya tanaman ini dari pasaran menunjukkan bahwa tanaman tersebut kini sulit ditemukan, alasannya bisa berbagai hal tapi karena gulai pakis bukan makanan populer di tanah Sunda maka bukan disebabkan konsumsi yang meningkat melainkan produksi yang menurun tajam.

Turunnya produksi pakis ini menurut dugaan saya disebabkan perubahan cuaca dan perubahan penggunaan lahan di kota Bandung. Dalam rantai makanan hilangnya satu urutan dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Di salah satu kota di Kanada, murid-murid SD dilibatkan dalam pengelolaan lingkungan dengan mengamati ada atau tidaknya katak di sebuah kolam, kehadiran katak ini menunjukkan sehat tidaknya suatu ekosistem. Perubahan alam sebetulnya bisa dideteksi dari perubahan-perubahan kecil dan sederhana yang seringkali luput dari pandangan kita, seperti hilangnya salah satu jenis makanan yang biasa ada di rumah kita. Sudah saatnya qta kembali awas pada perubahan kecil disekitar kita sebelum ekosistem benar-benar rusak dan qta tak lagi memiliki tempat untuk menetap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun