.
.
Tangga nada itu dibuat seolah hidup dengan kenangannya
Menapaki relung terdalam, seseorang yang pernah kehilangan
Ada ruang hati yang tersisa, bagi nada untuk bercengkrama
Seolah menjadi ruang diskusi irama, kanal pribadi menyampaikan cerita
.
Kerling mata bagai cermin tua
Membuatku seolah terdiam tak ingin berbicara
Khusyuk pada rintihan yang melengking itu
Sebab musababnya akupun juga tak tau !
.
Kepada bunyi dan noktah yang belum berjanji
Kuluangkan waktu, untuk mengukur kedalaman
Apakah ada bunyi yang kau cintai
Selain lapuk waktu akan penantian yg menjadi sangsi?
.
Atau dari barisan rubaiat
Yang didendangkan penyair-penyair itu
Terdapat sungai dengan aliran yang hangat
Meratapi setiap sendu yang didawamkan rindu
.
O ternyata
Tak terasa tenggelam dalam rubaiat yang bersadur
Membuatku seolah tak bisa tidur
.
Dan piano mendendangkan kalipso
Dengan ikhlas kucoba menutup perlahan
Selepas mengkhatamkan album kedua bimbo
.
Keteguhan dipegang ufuk
Sebagai pembatas ruang dan waktu
Kematangan digenggam matahari
Yang rela tenggelam untuk terbit kembali.      Acep Zamzam Noor, Berguru Kepada Rindu. 2017